SIAK, Derakpost.com- Sebanyak 5 orang warga negara Filipina, ketahuan masuk ke Indonesia ini tidak melalui jalur resmi keimigrasian. Maka saat sekarang, telah ditahan dan lanjut proses hukum.
“Kantor Imigrasi Kelas II Siak, menahan 5 warga negara Filipina karena ketahuan masuk ke Indonesia tidak melalui jalur resmi keimigrasian. WNA itupun masuk lewat pelabuhan tikus di Tanjung Buton, Kecamatan Sungaiapit, Kabupaten Siak, Riau,” kata Yanto kepada wartawan.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Siak ini, menyampaikan, dimana yang berdasar penyelidikan, mereka ini mau pulang ke Filipina lewat jalur udara di Indonesia, mereka itu pekerja di kapal tanker berbendera Yunani, diturunkan di laut lepas perbatasan antara Batam dan Singapura.
Diceritakan Yanto, kelima WNA Filipina ini awalnya terjaring razia Satgas Covid-19 Kecamatan Sungaiapit pada 19 Januari 2022, saat itu petugas meminta mereka menunjukkan sertifikat vaksin namun tidak punya, mereka hanya menunjukkan pasport berkebangsaan Filipina.
“Mereka juga tidak ada izin atau cap masuk ke Indonesia, karena itu Satgas Covid-19 menyerahkan mereka ke pihak imigrasi pada 28 Januari bulan lalu setelah mereka menjalani karantina,” jelas Yanto.
Kelima WNA itu diketahui berinisial CDM, ETR, QJB, NEMM, JPQ rata-rata berusia 40 tahunan. Ketika dilakukan penyelidikan oleh petugas imigrasi mereka mengaku sampai ke pelabuhan rakyat Tanjung Buton, Kecamatan Sungaiapit dengan menaiki speedboat carteran.
Namun sayangnya, pihak imigrasi tidak menemukan speedboat yang mereka gunakan. “Karena saat itu kami tidak di lokasi, bukan kami yang menangkap secara langsung, mereka limpahan dari Satgas Covid-19 saat razia vaksin,” katanya.
Yanto menyampaikan kelima WNA itu terjerat pasal 113 nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian, setiap orang keluar masuk wilayah Indonesia tidak melalui pemeriksaan keimigrasian akan dipidana penjara paling lama 1 tahun atau denda Rp100 juta.
Proses selanjutnya, kelima WNA asal Filipina itu akan diserahkan kepada pihak kejaksaan negeri (Kejari) Siak untuk proses penetapanya hukuman. “Nanti setelah semua hukuman dijalani mereka akan dideportasi ke negara asalnya,” kata Yanto. **Lns