Sugeng Pranoto Minta Pemprov Riau Cari Solusi Soal Harga Sembako yang Meroket

0 108

PEKANBARU, Derakpost.com – Setakat ini, sejumlah barang kebutuhan pokok atau Sembako melambung naik. Hal ini tidak terkecuali di daerah Provinsi Riau. Sehingga menjadi keluhan masyarakat. Terkait ini, Anggota DPRD Riau Sugeng Pranoto minta Pemprov tak tanggap.

“Hal harga kebutuhan pokok di Provinsi Riau masih relatif tinggi. Maka, diminta Pemprov melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) harus mencari solusi. Artinya ini jangan hanya berdiam diri dengan membiarkan tetap terjadi kondisi ini,” katanya.

Politisi PDIP ini pun mengatakan, kalau dari pihak Disperindag Riau tidak boleh membiar kondisi ini untuk berlangsung lama. Apalagi diketahui, memasuki hari raya Idul Adha. Makanya, pada instansi terkait harus turun dan bisa memantau harga-harga apa saja melonjak naik. Hal ini, kemudian mencari solusi yang tepat untuk menekan harga di pasaran.

“Jika Pemprov memantau harga bahan pokok ke lapangan, ini akan ditemukan bahan pokok apa saja yang naik secara signifikan. Selanjutnya, akan diketahui komoditi apa saja mengalami lonjakan harga, sehingga ada langkah yang bisa diambil untuk mengatasi persoalan itu,” kata anggota Komisi IV DPRD Riau ini.

Beberapa waktu lalu, Disperindagkop UKM Provinsi Riau mengaku sudah mengetahui harga sembako, khususnya cabai, di Provinsi Riau cukup tinggi. Berdasarkan pantau instansi itu di pasar tradisional di Pekanbaru, harga cabai dari Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) mencapai Rp75 ribu hingga Rp80 ribu perkilogram.

Kepala Dinas Disperindagkop UKM Provinsi Riau M Taufiq OH melalui Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Lisda Erni mengatakan, tingginya harga cabai di Riau disebabkan pasokan cabai dari Jawa tidak ada masuk.

“Cabai kita sekarang yang masuk hanya dari Bukittinggi, cabai Bukittinggi di hari-hari biasa saja harganya lebih tinggi dari cabai asal manapun. Harga cabai Bukitinggi saat ini Rp75.0000 sampai Rp80.000 per kilogram. Sedangkan cabai Jawa tidak ada di pasar,” kata Lisda.

Lisda menyampaikan alasan tidak masuknya cabai Jawa di Riau, karena dipengaruhi panen cabai akibat iklim saat ini. “Jadi cabai Jawa tidak masuk ke Sumatera itu, karena ketersediaan cabai di sana saja tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan di Jawa. Itu karena adanya gagal panen akibat iklim saat ini,” terangnya.

Sementara itu, kata Lisda, cabai dari Bukittinggi yang biasanya harga tinggi dari cabai lainnya, saat ini harganya semakin tinggi karena permintaan tinggi. “Tentu ini perlu dilakukan pengawasan oleh Satgas Pangan agar jangan ada permainan harga cabai,” jelasnya. **Rul

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.