DERAKPOST.COM – Salah satu menjadi kebijakan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, kala dia menjabat sebagai Presiden RI adalah menghilangkan stigma negatif yang dipelihara pemerintah Orde Baru.
Menjabat sejak 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001, cucunya pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Asy’ari memberikan kebebasan berekspresi bagi masyarakat Tionghoa, yang 30 tahun lebih dipaksa hidup dalam keterbatasan.
Dikutip dari Kompas.com, hari Senin (25/7/2022). Ia menerbitkan Keppres Nomor 6 Tahun 2000 yang mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967 bikinan Presiden Soeharto, yang mengekang kebebasan ibadah dan budaya untuk masyarakat Tionghoa.
Kebijakan itu membuat Gus Dur dinobat sebagai Bapak Tionghoa Indonesia oleh perkumpulan Sosial Rasa Dharma di Kleteng Tay Kek Sie, Semarang, Jawa Tengah pada 2004. Alasan dari Gus Dur memperjuangkan masyarakat Tionghoa tak lepas dari sejarah asal usulnya.
“Saya ini China tulen sebenarnya, tapi ya sudah nyampur-lah itu dengan Arab dan India. Karena nenek moyang saya orang Tionghoa asli,” ungkap Gus Dur di dalam sebuah talkshow pada 2008.
Keturunan Putri Champa Majapahit, hal itu sebagaimana ditulis dari buku Bapak Tionghoa Indonesia. Secara genealogis, Gus Dur adalah keturunan Tionghoa dari pernikahan raja terakhir Majapahit, yaitu Prabu Brawijaya V dan Putri Champa.
Keduanya itu lantas memiliki dua anak, seorang pria bernama Tan Eng Hiang dan perempuan bernama Tan A Lok. Tan Eng Hiang kemudian mengubah nama menjadi Raden Patah dan dikenal menjadi pendiri Kerajaan Demak.
Sementara Tan A Lok menikah dengan seorang muslim keturunan Tionghoa bernama Tan Kim Han. Maka dari garis keturunan itulah Gus Dur pun mengaku memiliki darah Tionghoa.
Pengakuan Gus Dur demikian diperkuat pernyataan eks ketua PBNU Said Aqil Siroj, yang menjelaskan Tan Kim Han memiliki anak Raden Rachmat Sunan Ampel.
Salah satu merupa keturunanya, adalah Hasyim Asy’ari kakek Gus Dur sekaligus pendiri NU. “Jadi Gus Dur itu Tionghoa, maka matanya sipit,” kata Said.
Kala masih menjabat, medio 1999, Gus Dur ini pernah berkunjung ke Universitas Beijing, dalam lawatan itu menceritakan dirinya adalah keturunan Tan Kim Han. Hal itu yang menjadi alasanya Gus Dur meminta salah satu anaknya untuk bisa pelajari bahasa Mandarin di Universitas Indonesia (UI).
Siapa Tan Kim Han? Dari pengakuannya Said Aqil, bahwasa Tan Kim Han adalah keturunan salah satu ulama yang sudah menyebarkan Islam di Nusantara yakni Achmad bin Isa yang kemudian pindah ke China dan dilanjut menikah dengan perempuan Tionghoa.
Berdasarkan dua catatan silsilah marga Tan cabang Meixi dan cabang Chizai, Tan Kim Han lahir pada 1383. Tan Kim Han kemudian ikut berlayar ke wilayah Nusantara dengan bersama rombongan Laksamana Cheng Ho.
Selain itu seorang peneliti asal Perancis, Louis-Charles Damais, telah melakukan penelitian tentang jejaknya Tan Kim Han tersebut. Berdasarkan dari hasil riset itu diketahui ini Tan Kim Han memilik nama Syekh Abdul Qodir al-Shini.
Ia meninggal dan dimakamkan didaerah Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur satu kompleks dengan Prabu Brawijaya V dan Putri Champa. Sehingga kuat hal ini bahwasa Gus Dur adalah asli keturunan Tionghoa. **Rul