Rusia Diduga Sengaja Buang Gas Buat Perparah Krisis Energi Eropa

0 113

 

DERAKPOST.COM – Rusia diketahui telah membakar atau ‘membuang’ gas senilai US$10 juta atau setara Rp148 miliar (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS) per hari di dekat perbatasannya dengan Finlandia.

Pakar pun menduga sejumlah alasan, di mana salah satunya untuk memperparah krisis energi di Eropa di tengah konfliknya dengan Ukraina.

CEO Capterio–sebuah firma penasihat perusahaan energi–Mark Davis menduga unsur politik di balik buang-buang gas itu adalah pesan dari Rusia terhadap negara-negara Eropa.

“[Rusia] mungkin membuat sebuah poin politik, mencoba mengirim pesan [ke Eropa], ‘Lihat kami memiliki gas ini, dan kami membakarnya, anda telah membuatnya sulit bagi kami untuk membawanya ke pasar’,” ujar Davis seperti dikutip dari CNNINDONESIA.

Diketahui, Rusia terlibat ‘permainan energi’ dengan Eropa sejak negara itu menginvasi Ukraina pada akhir Februari lalu.

Terbaru, Data Rystad Energy mencatat BUMN Energi Rusia, Gazprom, telah membuang atau membakar sekitar 4,34 juta meter kubik gas per hari di pabrik gas alam cair (LNG) baru di Portovaya.

Rystad mengatakan bahwa Rusia membakar gas yang seharusnya diekspor ke Eropa melalui pipa. Namun, Rusia yang biasanya menyumbang lebih dari sepertiga impor gas Eropa, mendadak membatasi impor hanya menjadi 20 persen dari tingkat normal.

Alasan pembatasan ini, Rusia mengatakan jumlah gasnya mulai menipis, namun kenyataannya banyak analis yang melihat Rusia membuang gas dengan percuma, sehingga dinilai tujuannya untuk memperparah krisis energi di Eropa.

Di satu sisi, analis Rystad Energy mengaku khawatir tindakan Rusia ‘membuang gas’ itu akan meningkatkan tingkat panas dan menimbulkan efek jangka panjang pada perubahan iklim.

“Pembakaran di pabrik Portovaya Gazprom adalah ‘bencana lingkungan’,” demikian catatan Rystad .

Dikatakan, pembakaran gas yang dilakukan Rusia menghasilkan sekitar 9.000 ton karbon dioksida. Jumlah ini sama dengan yang dihasilkan selama setahun penuh lebih dari 1.100 rumah tangga di Amerika.

Pembangkit ini dekat dengan stasiun kompresor di awal pipa Nord Stream 1, salah satu arteri utama yang membawa gas Rusia ke Uni Eropa.

Secara keseluruhan, ekspor gas ke Eropa dari Rusia turun 77 persen sepanjang tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021, menurut Rystad. Tahun lalu, Moskow menyumbang 45 persen dari total impor gas Uni Eropa, menurut data dari Badan Energi Internasional.

Rystad dalam catatannya menduga bahwa pembuangan gas yang dilakukan oleh Rusia bisa jadi sinyal kepada Eropa, terkait dengan tensi politik.

“Nyala api sangat terlihat, mungkin menunjukkan bahwa gas sudah siap dan menunggu untuk mengalir ke Eropa jika hubungan politik yang bersahabat dilanjutkan,” kata Rystad dalam catatannya. **Rul

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.