Anjloknya Harga Kelapa dan Pinang Komoditas Inhil, Hanya Ini Kata Wakil Rakyat…..

0 78

 

DERAKPOST.COM – Terjun bebasnya harga kelapa dan pinang ini membuat petani Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menjerit. Kondisi itu, membuat tokoh pemuda dari Pulau Kijang, Kecamatan Reteh, Munawir ini minta pemerintah segera mencari solusinya.

Menurut salah seorang petani, produksi kelapa di Inhil tetap meningkat. Namun, menjadi persoalanya adalah harga yang tidak menentu. “Dulu, harga kelapa bisa mencapai Rp2.600 per buah. Tetapi kini harganya anjlok yang hingga mencapai Rp700 per buah,” terangmya.

Dikutip dari Ojenews. Hal senada, pihak petani pinang ini juga banyak mengeluh. Yakni, Malik itu salah satunya. Sebelum turun, harga pinang yang bisa mencapai Rp12.000 per kilogram, bahkan itu lebih baik. Tetapi sekarang, justru sakit sekali, penuhi kebutuhan keluarga.

“Sekarang ini, justru sakit sekali, untuk memenuhi kebutuhannya keluarga saja sulit. Harapan kami, kepada pemerintah tentunya ada kenaikan harga komoditas pinang dan kelapa yang jadi andalannya kami ditengah ada kenaikan pada BBM,” ungkapnya.

Senada itu, disampaikan Husaini selaku pembeli pinang dan kelapa. Ia tidak bisa berbuat banyak, ini disebabkan dampak dari kenaikanya harga BBM. Bahkan, ini berpengaruh besar daya beli pinang dan kelapa. Seperti hal tranportasi pompong dan juga melansir ke darat barang yang sudah ditampung, butuh biaya besar.

Menanggapi persoalanya harga kelapa dan pinang yang anjlok, Anggota DPRD Provinsi Riau Arfah mengatakan, hal ini sudah lama terjadi. Bahkan pemerintah kabupaten ini telah melakukan berbagai upaya didalam mengatasi atau mencari solusi atas permasalahan ini.

“Ini, bukan lima tahun terakhir saja, 20 tahun yang lalu sudah terjadi. Misalnya, bulan Agustus, akhir tahun dan masuk tahun baru, harga anjlok atau perayaan hari besar. Saya ini sebagai anak petani tahu persis,” ujarnya.

Politisi PPP ini mengatakan, mengenai persoalan harga komoditas ini, tentu itu dari pihak pemerintah harus melakukan sebuah langkah atau solusi didalam hal mengangkat harga komoditas tersebut. Salah satunya dengan membuat aturan atau regulasi tentang perkebunan.

“Kita ini tidak boleh pasrah. Harus ada upaya dilakukan. Dan disisi pemerintah, kalau ingin mengambil sebuah langkah atau solusi mengangkat harga. Maka ini harus libatkan stakeholder. Di sana ada regulasi dan aturan bisa mempengaruhi harga,” sebutnya. **Rul

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.