Kapolresta Pekanbaru: Kasus Dugaan Penamparan Pelayan Angel’s Wing Berlanjut
MP, PEKANBARU – Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol H. Nandang Mu’min Wijaya memastikan kasus dugaan penamparan seorang pelayan Angel’s Wing/Karambia Cafe oleh pengusaha travel umroh berlanjut.
Kepastian itu diungkapkan Kapolresta saat dikonfirmasi Medium Pos melalui pesan WhatsApp (WA), Selasa (27/7/2021).
“Kasusnya sedang ditangani oleh Satreskrim Polresta Pekanbaru,” ucapnya.
Saat ditanya apakah pelaku, seorang pengusaha berinisial MD sudah berstatus tersangka atau masih terperiksa, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya berjanji akan mengeceknya ke pihak penyidik.
“Saya cek dulu perkembangan proses penyidikannya ya,” kata Nandang lagi.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Kompol Juper Lumban Toruan membenarkan kasus pemukulan terhadap pelayan kafe bernama Jevi Marten masih berproses. Malah kasusnya sudah naik pada tahan penyidikan (sidik).
“Sudah naik sidik perkaranya,” ungkapnya.
Namun ketika ditanya status MD, Juper mengakui masih terlapor belum tersangka. Meskipun begitu yang bersangkutan sudah dimintai keterangan. Begitu juga Jevi Martin, saksi korban sebagai pihak pelapor juga sudah memberikan keterangan.
Sebelumnya, dalam sebuah konferensi pers, pihak terlapor MD atau Muhammad Dawood menegaskan ada banyak rekayasa dalam perkara yang sedang dialaminya. Rekayasa itu dilakukan oleh pihak pihak tertentu untuk menghancurkan atau merobohkan travel biro umroh yang disebutnya sebagai Jembatan Ummat Muslim.
Seperti diketahui Dawood dilaporkan salah seorang waiters Angel’s Wing Jevi Marten ke Polresta Pekanbaru dengan tuduhan pengeroyokan dan penganiayaan.
Setelah laporan itu, kemudian beredar 2 video CCTv di media sosial (medsos) yang menjadi viral. Video pertama berdurasi hanya beberapa detik yang diduga terjadi di klub malam Angels Wing sekira pukul 02.20 WIB atau tengah malam konon adalah peristiwa pengeroyokan yang dilaporkan Jevi Marten.
Dawood merasa heran sebenarnya jam berapa kah batas operasional sebuah bar, kafe atau hiburan malam?
Pertanyaan itu muncul saat kejadian di mana Dawood dituduh melakukan pengeroyokan, jam sudah menunjukkan pukul 02.20 WIB. Dimanakah Satpol PP? Sehingga tempat tersebut tetap buka?
Apakah Pekanbaru ini sudah tidak ada lagi Walikotanya? Sehingga Angel’s Wings bisa buka yang lain tutup.
Apakah ada hubungan bisnis di antara mereka dengan pejabat kota ini sehingga mereka bisa buka di saat Pandemi virus Corona sedang beranak pinak di Kota Pekanbaru ini? Kota Pekanbaru ini menjadi penyumbang Corona terbesar se Riau atau se Sumatera.
“PPKM atau PSBB itu jelas jamnya, dan saya menduga ada permainan diantara mereka sehingga Angel’s Wing buka, yang lain tutup, ” tukasnya.
Selain itu, kata Dawood, di video CCTV yang sengaja disebarkan ke medsos/publik mempertontonkan dirinya sedang menghampiri Jevi Marten. Lalu terjadi percakapan dan berujung penempelengan ringan yang kemudian dilaporkan sebuah tindakan penganiayaan.
Setelah menjadi viral tiba tiba ada berita di media online tentang potongan video CCTv itu yang memberitakan Pengusaha Travel Umroh RWH melakukan penganiayaan terhadap pelayan Karambia Kafe.
”Itu yang saya duga juga bagian dari rekayasa. Karena kehadiran waktu itu bukan mengatasnamakan RWH, tetapi hanya pribadi. Lagipula mengapa ada bagian video yang dipotong sehingga menjadi tidak utuh. Ada percakapan saya dengan pelayan itu serta dengan Hendri, pemilik Karambia Kafe dan Angel’s Wing,” ungkap Dawood lagi.
Menurut Dawood, saat dia menunjuk pelapor Jevi Marten, Hendri pemilik kafe terlihat tidak beraksi. Padahal karyawannya itu menghina Dawood dengan kata kata anjing.
Awalnya Dawood mengira itu bagian dari prank Ulangtahun (Ultah) dirinya. Makanya dia datangi meja Jevi.
”Saya maju ke depan. Dia belum bereaksi. Saya lambai sedikit saja, dia langsung nangkap saya dan sempat saya tegur hendry. Harusnya kamu yang hajar dia. Karena dia karyawan kamu dan sudah mengatangatai saya anjing. Lagian saya ke sini kan tamu. Kalian yang ngundang,” tutur Dawood tentang video CCTv kedua di Karambiia Kafe.
Dari peristiwa itu, Dawood memastikan adanya rekayasa dalam perkara yang dihadapinya. Dia juga meminta kepada KAPOLDA , KAPOLRI , PRESIDEN JOKOWI untuk menyelesaikan siapa saja saja oknum yang hendak merobohkan Jembatan Ummat Muslim ini.
”Saya sedang diuji Allah. Karena kita semua sedang tidak bisa mengerjakan Ibadah Haji karena Pandemi Covid-19. Realita ini ditambah lagi oleh perbuatan oknum oknum yang akan merobohkan Jembatan Umat Muslim,” tukasnya.
Oleh karena itu, Muhammad Dawood meminta pihak penegak hukum untuk membantu menjaga keselamatan dirinya, keluarganya karena kasus fitnah ini dilakukan oleh oknum oknum yang bertujuan fitnah keji kepada dirinya dan travel umroh yang diamanahkan Tuhan kepadanya untuk dikelola. * (DW Baswir)