DERAKPOST.COM – Tohari alias Mbah Slamet merupa dukun pengganda uang, di Banjarnegara, Jawa Tengah disinyalir ada membunuh 12 orang menggunakan minuman beracun.
Dikutip dari Kompas.com, jasad para korban yang dibunuhnya dikubur Mbah Slamet di kebun miliknya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, sekitar dua kilometer dari rumahnya.
Tersangka mengeksekusi para korban di kebun tempat jenazah para korban dikuburnya. Mbah Slamet membunuh korban dengan modus ritual, memberikan minuman kepada korban. Minuman itu ternyata mengandung racun potas dan obat penenang.
Mbah Slamet mengaku, dirinya dan korban biasanya pergi ke tempat ritual itu pada sore hari dan disuruh minuman beracun malam hari.
“Berangkat biasanya pukul 16.00. Ritual sekitar satu jam, cuma ngobrol di sini. Setelah agak malam, baru disuruh minum (yang telah dicampur potas),” ujarnya, Selasa (4/4/2023).
Lima menit usai menenggak minuman beracun, korban akan tewas. Setelah memastikan korban meninggal, Slamet lantas menguburnya. Katanya, kalau itu belum mati, enggak berani nguburnya.
Hingga kini, diketshui ada 12 orang menjadi korban dukun pengganda uang tersebut. Pada Selasa, petugas menemukan dua jasad yang dikubur di lahan milik tersangka.
“Dua jenazah yang baru ditemukan langsung kami autopsi malam ini,” ungkap Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, Selasa sore.
Menurut pengakuan tersangka, dua mayat yang ditemukan pada Selasa merupakan pasangan suami istri asal Lampung. Sosok prianya disebut bernama Irsyad.
Berdasar keterangan tersangka, korban-korban itu ada yang berasal dari Palembang, Jakarta, Tasikmalaya, Yogyakarta, dan Lampung. Meski demikian, terang Hendri, polisi akan memastikannya lagi. Pasalnya, keterangan tersangka berubah-ubah.
Berawal dari Laporan Keluarga Korban
Terbongkarnya kasus dukun pengganda uang di Banjarnegara ini berawal dari adanya laporan keluarga korban ke polisi. Korban tersebut berinisial PO, warga Sukabumi, Jawa Barat. PO mendatangi rumah tersangka untuk menagih uang Rp70 juta yang diserahkannya.
Mulanya, Mbah Slamet menjanjikan akan melipatgandakan uang tersebut menjadi Rp 5 miliar. Sesampainya di rumah tersangka pada 23 Maret 2023, PO sempat mengirim pesan WhatsApp kepada anaknya.
“Ini di rumahnya Pak Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek. Misal ayah tidak ada kabar sampai hari Minggu, datang langsung ke lokasi bersama aparat,” tutur Hendri menirukan isi pesan tersebut.
Keesokan harinya, ternyata korban tak bisa dihubungi. Berbekal keterangan anak korban yang pernah ke tempat tinggal sang dukun, polisi lantas mendatangi rumah Mbah Slamet. **Fad