DERAKPOST.COM – Memberi nama ‘Batik Seikijang’ pada usaha kerajinan batik yang digelutinya sejak tahun 2021 membawa berkah bagi Kemiliana warga asal Bandar Seikijang, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Batik dengan motif kijang ini ternyata tidak hanya digemari masyarakat Riau saja, tetapi juga sangat diminati dan pernah dibeli oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Solahuddin Uno, Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tjahjanto serta kalangan artis Ibukota seperti Krisdayanti, Giring dan lainnya.
Meski masih terbilang masih baru merintis usaha kerajinan Batik Seikijang, Kemiliana yang akrab disana Keli ini sangat optimis usahanya itu bakal terus berkembang hingga go Internasional. Terbukti dengan tingginya permintaan konsumen terhadap hasil karyanya, baik dari pemesanan untuk pribadi, pemesanan untuk lembaga atau organisasi hingga pemesanan untuk cenderamata yang akan diberikan kepada tamu-tamu penting dari Ibukota.
“Kebanggaan terbesar bagi kami saat ini adalah pemesanan produk Batik Seikijang ini terus meningkat. Khususnya yang dipesan untuk tamu – tamu penting seperti pejabat-pejabat dari Jakarta. Ini membuktikan Batik Seikijang sudah mulai populer hingga ke Ibukota, harapannya tentu bisa dikenal sampai ke mancanegara,” kata Keli yang dikutip dari GoRiau com.
Ibu muda 37 tahun ini tidak menampik usaha Batik Seikijang ini tetap bisa terus meningkatkan jumlah produksi berkat modal yang diperolehnya dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Riau Kepri Syariah. Modal ini diputar terus untuk membeli bahan baku yang diperlukan dalam proses pembuatan kain Batik Seikijang.
“Jadi memang modal yang kami peroleh dari KUR BRK Syariah dengan proses yang mudah, cepat dan tidak bertele-tele ini sangat membantu. Kami tetap bisa bertahan di masa Pandemi Covid-19 kemarin. Saat orang-orang mulai menutup usahanya, kami justru semangat mengembangkan kerajinan batik ini karena tidak ada pengaruh terhadap turunnya permintaan konsumen, Pembiayaan KUR BRK Syariah ini membuat usaha kami tetap berjalan lancer,” kata Keli.
Istri dari pegawai BUMD ini sangat kreatif dalam mengembangkan usaha Batik Seikijang untuk memenuhi permintaan konsumennya. Ia bahkan terus belajar secara otodidak semua hal yang berkaitan dengan kerajinan batik melalui Channel Youtube, seminar serta pameran yang diikutinya.
Diceritakannya, usaha batik yang dijalaninya ini berawal dari saran dari seorang Designer dari Jakarta pada acara Award Pesona Indonesia (API) 2020. Pada saat itu Keli hadir sebagai undangan Kurasi yang membawa baju batik motif bono yang dijahitnya untuk pameran.
“Waktu itu kami hadir sebagai pemilik dari model-model baju batik yang dipamerkan saat acara, jadi saran dari designer itu alangkah baiknya jika batik yang kami jahit itu juga kami sendiri yang memprosesnya. Beliau menyarankan untuk membuat motif batik asal daerah kami, yaitu Seikijang. Dari sana lah kami mulai terinspirasi untuk memproduksi Batik Seikijang dengan ciri khas motif Kijang dan daun pandan,” kata Keli lagi.
Meski skill awalnya hanya menjahit, Keli tidak malu untuk belajar melalui pengrajin di Batik Bono terait teknik membatik dan proses pembuatannya. Dari proses belajar instan yang 3 hari itu, Keli memberanikan diri untuk mempraktekan langsung membuat Batik Seikijang.
“Kebetulan saat itu, jahitan juga tidak banyak karena Covid-19, jadi saya punya waktu banyak untuk terus belajar membatik. Setelah belajar dari pengrajin Batik Bono, saya lanjutkan belajar sendiri dari Youtube. Untuk motif-motif, saya coba cari inspirasi dari google dan langsung saya praktekan. Karya pertama Batik Seikijang ini dibantu oleh Pemerintah Pelalawan untuk Promosi, lewat Dinas Perindustrian dan Perdagangan,” kata Keli.
Setelah itu, Batik Seikijang mulai dilirik banyak orang, bahkan Bupati dan Ketua TP PKK Kabupaten Pelalawan juga mengenakan langsung Batik Seikijang pada acara-acara formal di tingkat Provinsi hingga Nasional. Selanjutnya Ketua TP PKK Kabupaten Pelalawan juga sangat mensupport Batik Seikijang untuk terus mengembangkan sayapnya, karena motif yang ditampilkan juga masih tentang ikon daerah Pelalawan.
“Kenapa kami menamakan Batik Seikijang, itu karena Kijang itu binatang yang Tangguh dan Gesit, ini membuat keberuntungan sendiri untuk usaha batik ini. Selain itu juga, motif yang kami jual itu juga menggambarkan Kijang yang merupakan salah satu ikon kabupaten Pelalawan. Gambar Kijang ini sangat unik dan menarik, Alhamdulillah dari semua motif yang kita produksi disenangi konsumen,” kata Keli lagi.
Selain motif Kijang dan Pandan yang unik, Batik Seikijang juga memiliki ciri khas lainnya dengan pilihan warna. Untuk motif yang warna gradasi juga menjadi permintaan banyak konsumen, meskipun harganya lebih tinggi dari pada batik warna biasanya. Kemudian jenis batik juga menjadi perbedaan harga, tetapi itu tidak menjadi masalah bagi konsumen.
Karena konsumen kita itu memiliki selera yang berbeda-beda, ada yang suka dengan bahan katun ada juga yang suka dengan bahan dobby. Jadi harga itu tidak menjadi masalah bagi konsumen, bahkan untuk permintaan khusus motifnya juga konsumen berani membayar dengan harga tinggi. Misalnya ada yang pesan motif khusus karena tidak mau sama dengan yang lain, nah itu biasanya harganya juga tinggi, mereka berani bayar itu,” kata Keli lagi.
Setiap bulannya, Keli bersama 6 orang karyawannya memproduksi 100 hingga 200 lembar batik per bulannya dengan harga jual rata-rata mulai dari 250 ribu rupiah sampai dengan 350 ribu rupiah dan 850 ribu rupiah perlembarnya.
“Proses pembuatannya kalau katun biasa itu bisa selesai 4 hari, tetapi kalau yang gradasi bisa sampai 7 hari. Untuk pemesanan dalam jumlah banyak seperti 100 lembar, itu produksinya bisa mencapai 3 minggu. Biasanya untuk acara-acara, lembaga atau instansi terkait itu sudah paham dengan ini, jadi mereka tidak akan pesan mendadak untuk batik Seikijang,” ujarnya.
Melihat tingginya permintaan dari konsumen saat ini, Keli juga berencana membuka cabang baru Batik Seikijang dengan tempat produksi yang lebih besar dan tentunya karyawan yang lebih banyak. Ia berharap dapat membantu ibu-ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya tersebut untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan bekerja sebagai pengrajin batik miliknya.
“Saat ini kami sedang membangun tempat produksi yang baru di Pelalawan juga, dan masih di Jalan Lintas. Kami ingin membuka gerai baru yang tidak hanya menjual batik sebagai ole-ole khas dari Pelalawan, tetapi ada banyak kerajinan dan makanan khas daerah yang nanti juga kami sediakan di gerai ini. Sekarang semuanya masih berproses, semoga apa yang kami cita-citakan ini berjalan lancar,” imbuhnya lagi. **Rul