DERAKPOST.COM – Biasanya itu hewan buas Harimau ketika sudah memangsa manusia, akan selalu menampakan diri. Namun, Harimau yang ini, tidak tampak pergerakan, kecuali malam hari setelah mangsanya dimakamkan.
Untuk diketahui, Syafii (75) warga Minas asal Pelalawan ini, sengaja didatangkan Pemerintah Kabupaten Siak. Orang tua dinilai paham sifat harimau didatangkan untuk bisa mengupayakan agar harimau memangsa Andi Sukerman (33) warga Jalan Kwalian RT 002 RW 003 Kelurahan Kampung Rempak Kecamatan Siak, Kabupaten Siak.
Dia sudah datang ke lokasi di mana tubuh korban dan kepalanya yang hanya berjarak 3 jengkal ditemukan pada Kamis (27/4/2023) petang, lalu memanjatkan doa di sekitar kerangkeng yang dipasang. Selanjutnya pada Jumat (28/4) sekitar pukul 09.00 WIB, pola diubah. Kerangkeng yang ukurannya sekitar 2 meter itu dibawa keluar dari kebun yang berjarak sekitar 3,5 kilometer dari Jalan Lintas Siak-Tumang, tidak jauh dari SPBU.
Kabid Damkar atau Ketua Animal Rescue BPBD Siak Irwan Priatna, Lurah Kampung Rempak Agusri, personel TNI, staf BBKSDA, dan puluhan warga. Medannya relatif sulit dilalui, karena berlahan gambut. Memerlukan perjuangan untuk pulang dan pergi ke kebun yang dimiliki sedikitnya oleh 60 kepala keluarga warga Jalan Kwalian, Kelurahan Kampung Rempak.
Dikutip dari riaupos.co. Disebutkan kakek Syafii, karengkengnya terlalu kecil, sebaiknya itu diganti yang lebih besar. Sebab, jikapun harimaunya berada di karengkeng, tubuhnya tidak bisa masuk seluruhnya, dan peluang tak terperangkap relatif besar.
Dia juga meminta ganti umpan, karena untuk harimau yang sudah memangsa manusia, ada pilihan umpan yang sebaiknya diberikan. Kakek Syafii memutuskan umpannya anjing liar, bukan piaraan, dan sebaiknya anakan. Apa diminta kakek Syafii dikabulkan, kerangkeng diganti dengan yang lebih panjang, karena menurutnya dari jejak tapak kakinya, panjang harimau sekitar 2 meter, bahkan bisa lebih.
Lalu letak kerangkeng dipindahkan ke lokasi di mana harimau keluar masuk. Sebab menurutnya, harimau masih berada di kawasan di mana memangsa korbannya. “Sejauh ini, harimau yang memangsa manusia, selalu menampakkan diri, sehingga kita harus lebih semangat untuk mengiringnya ke perangkap,” terangnya.
Sementara harimau yang ini, hanya sekali menampakkan diri, yaitu Jumat (21/4/2023) dini hari setelah korban dimangsanya pada Kamis (20/4/2023) petangnya. Melihat posisi korban yang telentang, sesuai karakter harimau biasanya tak tertutup kemungkinan meminta korban lagi.
“Terlebih kondisi korban tak berbusana, tentu masih menimbulkan tanda tanya,” katanya. Kakek Syafii berucap, harimau keluar dan sampai memangsa manusia, ada sejumlah sebab, misalnya terkait nazar, atau janji yang tak ditunaikan, ucapan, dan lain sebagainya.
Disebutkannya, dia akan bermalam di lokasi perangkap diletakkan, bersama putranya dan orang kepercayaannya. Posisinya tidak jauh dari kampung. Staf BBKSDA Windu yang melepas beberapa kamera mengintai, lalu memutarnya, tidak melihat adanya harimau melintas atau mendekati perangkap.
Sementara dari warga Kwalian bernama Aidil Kurniawan akrab disapa Wawan mengatakan, warga berharap agar segera ada solusi atas situasi itu. Larangan sementara untuk tidak ke kebun, tentu menimbulkan keresahan, sebab ekonomi harus tetap berjalan.
“Kebutuhan kami harus terpenuhi, sementara kami mengharapkan dari hasil kebun di mana korban diserang harimau dan ditemukan meninggal dunia dengan tubuh dan kepala terpisah,” terangnya. Wawan mengharapkan aktivitas warga dapat seperti semula. **Rul