DERAKPOST.COM – Pemprov meapresiasi program percepatan penurunan stunting di Provinsi Riau. Itu disampaikan saat penutup pendampingan Teknis dan Advokasi percepatan penurunan angka stunting di empat Kabupaten di Riau.
Kegiatan ini terlaksana bersama PT RAPP, kemudian Tanoto Foundation, dan Yayasan Cipta. Dengan topik pengukuhan komitmen tindak lanjut dalam perubahan perilaku untuk percepatan penurunan stunting di Riau.
Pendampingan teknis advokasi percepatan penurunan stunting dilaksanakan di Kabupaten Kampar, Siak, Kepulauan Meranti, dan Pelalawan.
Apresiasi ini disampaikan Pj Gubernur SF Hariyanto diwakili Asisten III Setdaprov Riau, Elly Wardani. Ia menyampaikan tengkes (stunting) adalah ancaman terhadap kualitas hidup, produktivitas dan daya saing terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Maka dari itu, pencegahan dan penurunan tengkes merupakan salah satu isu strategis dan prioritas pembangunan, baik nasional maupun di Provinsi Riau,” sebut Elly, Jumat (8/3/2024).
Target penurunan stunting juga sudah ditetapkan sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.
“Bahkan, pemerintah juga menetapkan strategi nasional percepatan penurunan tengkes melalui Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting serta Peraturan Kepala BKKBN nomor 12 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN-PASTI),” sebut Elly.
Guna mengatasi permasalahan kesehatan, khususnya stunting ini perlu sinergi. Salah satunya yakni dengan kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media.
“Makanya konsep ini terus digalakkan sampai saat ini, termasuk dalam permasalahan stunting. Konsep Pentahelix mengajarkan kita bagaimana mengatasi masalah dan mengembangkan program dengan melibatkan lintas sektor yaitu akademisi, swasta, masyarakat, pemerintah dan media,” sebutnya.
Lebih lanjut dijelaskan Elly, dalam 1,5 tahun terakhir, PT RAPP dan Tanoto Foundation telah bekerja sama dengan Yayasan Cipta salam menjalankan program pendampingan teknis dan advokasi untuk percepatan penurunan stunting.
“Terlebih fokusnya adalah pendampingan dalam penguatan pelaksanaan strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dan delapan Aksi Konvergensi sebagai strategi nasional percepatan penurunan stunting. Makanya kita (Pemprov Riau) sengat mengapresiasi program ini,” tuturnya.
Sementara itu, Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Ferdinan Leohansen Simaturang juga menyampaikan dilihat dari hasil survei tahun 2022, stunting itu terjadi tidak hanya karena masalah kemiskinan. Tetapi juga karena ketidakpahaman terkait bagaimana memperlakukan anak atau bayi sejak dalam kandungan.
“Jadi ini menjadi masalah penting. Karenanya hal ini perlu diperhatikan agar dapat mengurangi resiko stunting pada anak, sebab masalah ini bisa diantisipasi,” ungkapnya.
Kemudian stunting juga bicara tentang hak anak. Jadi bagaimana anak ini bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Maka itu, perlu memperhatikan hal-hal yang dapat menyebabkan stunting ini. Sebab bicara bagaimana bisa menjamin masa depan bangsa.
Makanya dari perusahaan RAPP sangat mendukung program pemerintah, khususnya Riau dalam hal melakukan penanganan stunting. Sehingga pihaknya melihat perlu adanya dorongan kebijakan-kebijakan dari pemegang kebijakan untuk mendukung penanganan stunting.
“Sehingga ada yang menjadi acuan, sekaligus perlu adanya dukungan dan keterlibatan dipelayanan kesehatan seperti rumah sakit, Puskesmas dan Posyandu. Sehingga kita bisa memperkuat peran mereka, terutama dalam hal edukasi terhadap masyarakat supaya masyarakat mengerti,” tutupnya. (Rul)