Webinar di Univeristas Mercu Buana, Ketum PWI Pusat Hendri Ch Soroti Minim Penelitian

0 111

DERAKPOST.COM – Ketua Umum PWI Pusat, Hendri Ch. Bangun, menyoroti minimnya kegiatan penelitian terkait dampak atau pengaruh pemberitaan terhadap individu, kelompok maupun Masyarakat, baik dalam bentuk pemikiran maupun perilaku.

Hal ini disampaikannya dalam acara webinar berjudul Komunikasi: Media dan Mental Health yang diselenggarakan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Univeristas Mercu Buana pada hari Sabtu (6/7/2024).

“Sayangnya di Indonesia penelitian terkait hal ini masih kurang, atau tidak menjadi perhatian di kalangan akademisi maupun masyarakat pers itu sendiri. Ke depan perlu kerja sama kampus, masyarakat pers, dan pemerintah untuk lebih mendalaminya,” tegas Hendri dikutip dari Mitrapol.com.

Lebih lanjut Hendry memaparkan terkait dampak buruk pemberitaan media, termasuk yang memengaruhi kesehatan mental (mental health), juga telah menjadi perhatian Dewan Pers yang telah membuat berbagai regulasi.

“Antara lain tidak menjadikan berita upaya dan tindak bunuh diri menjadi inspirasi seseorang yang bermasalah melakukan tindak serupa, bahkan memberi tempat penyembuhan trauma, dan menjadikan keluarga pelaku atau korban terisolasi dari masyarakat,” kata mantan anggota Dewan Pers ini.

Terkait dampak buruk pemberitaan terhadap kesehatan mental disoroti Dudi Iman Hartono, M. Ikom., Dosen Ilmu Komunikasi Unviersitas Mercu Buana, karena media massa tidak hanya penyampai informasi, melainkan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap bagaimana cara Masyarakat memahami dan menginterpretasi dunianya.

“Media seringkali memperkuat atau menantang stereotip dan representasi tertentu tentang kelompok sosial, etnis, dan budaya. Termasuk norma dan nilai yang mempengaruhi cara individu membentuk identitas mereka,” kata pengasuh akun youtube kuliahdaring (www.youtube.com/@kuliahdaring) ini.

Sedangkan Dr. Arie Suciyana Sriyanto, S.Si., M. S.Si., dalam penyampaiannya menggaris bawahi dampak sosial media terhadap Gen Z. Arie mengatakan dampak negatife yang ditimbulkan antara lain meningkatnya kecemasan sosial berupa perasaan diawai dan takut dihakimi orang lain.

Peningkatan Depresi berupa perasaan sedih dan kehilangan minat yang terus-menerus, yang membuat orang tidak dapat melakukan aktivitas normal. Meningkatnya resiko melukai diri sendiri dan bunuh diri.

“Kecanduan media social juga melahirkan trend yang disebut FOMO (fear of missing out). Ini merupakan gejala baru berupa ketakutan ketinggalan sesuatu (informasi), atau takut tidak dianggap sebagai bagian komunitas,” kata Arie.

Acara webinar yang diikuti para mahasiswa Universitas Mercu Buana dan para guru dari berbagai daerah ini dibuka oleh Dr. Niken Restaty, M.Si. Webinar ini merupakan hasil kelas Event Management yang diampu Riki Arswendi, M. Ikom.  (Dairul)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.