DERAKPOST.COM – Dugaannya praktek tak etis terkuak, yakni skandal jual beli kursi di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal itu terjadi setiap tahun ajaran baru. Seperti hal terjadi di Provinsi Riau
Pelaku diketahui sebagai oknum wartawan berinisial Amoy alias YA diduga itu, bekerja sama dengan pegawai di Dinas Pendidikan Riau untuk memfasilitasi akses masuk ke sekolah-sekolah, baik favorit maupun yang biasa ini dengan cara ilegal. Ketika ini yang terjadi gagal masuk, maka mencuat, sebab telah merasa ditipu.
Dugaan praktik tidak etis ini terungkap dari setelah orang tua siswa merasa ditipu oleh S diduga kaki tangan Amoy. Simbolon ayah dari korban dimintai uang sejumlah Rp7,5jt oleh pihak-pihak yang mengaku-ngaku bisa menjamin anak mereka mendapatkan kursi atau bersekolah yang menjadi tujuan, yaitu SMK 3Ā Ā Pekanbaru.
“Diminta uang sejumlah Rp7,5jt. Sebab dia mengaku-ngaku bisa menjamin anak dapat masuk atau mendapatkan kursi bersekolah yang jadi tujuan, yaitu di SMK 3Ā Ā Pekanbaru tersebut. Tapi gagal, setelah lama itu tidak ada kabar. Uang senilai Rp4jt itu, memang sudah dikembalikan. Sisanya belum juga,” ungkap Simbolon.
Dikutip dari Tabloid Diksi. Terkait hal ini, S saat ditanyakan awak media mengaku ada berkoordinasi pada oknum wartawan yang diduga berperan hal kasus ini. Dia, diduga memanfaatkan jabatannya untuk menjalin komunikasi dengan pihak pejabat di Dinas Pendidikan Riau, yang kemudian fasilitasi pertemuan dengan pihak sekolah.
“Benar, cuma dana tersebut saya kirim ke Amoy melalui bank BCA dengan nomor rekening 1440644*** atas nama Ye*** Ang******,” sebut Sihombing dengan menunjukkan bukti transfer dan percakapannya melalui Whatsapp, Jumat (8/11/2024) malam.
S menjelaskan bahwasa dirinya telah ada mengembalikan dana itu sebesar Rp2,5jt kepada Simbolon dan dari amoy Rp1,5jt, sehingga totalnya Rp4jt. Namun sisanya Rp3,5jt dikatakan oleh S hingga kini belum diserahkan oleh Amoy.
“Sisanya itu Rp3,5jt ada di Amoy, dia yang sering mengulur waktu itu sampai saya di teror oleh Istrinya Simbolon. Padahal saya sama sekali tidak mengambil keuntungan disitu, saya hanya bantu saja dengan cara menghubungkan kepada Amoy,” terangnya dengan lembut seakan sedih bisa seperti itu akhirnya.
Padahal, Amoy sempat mengirimkan sebuah pesan suara yang mengatakan akan mengembalikan sisa uang Rp3,5jt itu.
“Masalah SMK 3 jangan khawatir bang! Kita pulangkan semua anggarannya itu, cuma tunggu penggantinya masuk. Penggantinya itu memang sudah masuk cuma disamakan nanti minggu depan dengan orang diskresi. Jangan kita yang diteror-teror seakan melarikan duit,” sebut Amoy dalam pesan suara berdurasi lebih dari 1 menit tanggal 22 Agustus 2024.
Keterlibatan oknum-oknum memanfaatkan sistem PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) untuk kepentingan pribadi semakin terang ketika S memberikan seluruh data tangkapan percakapannya dengan Amoy.
Kemudian Amoy ini juga diketahui berhasil memasukkan sebanyak 2 orang siswa baru di SMA 7 dan SMA 9 Pekanbaru.
Sementara, Amoy dihubungi awak media di nomor Whatsapp 0859-2321-**** pada hari Jumat (8/11/2024) malam mengatakan, ia sedang mengendarai motor.
“Gak perlu di ributkan, dia yang mau mengundurkan diri. Dari tiga cuma dia yang gak masuk karna mundur. Yang dua (orang) masuk semua kok, nantila (karena dijalan),” tulis Amoy membalas konfirmasi Tabloid Diksi.
Terakhir didapatkan inisial E diduga oknum Dinas Pendidikan Riau dalam percakapan Whatsapp sebagai wadah Amoy berkoordinasi untuk melancarkn kegiatan jual-kursi siswa didik baru ini. Namun hingga berita ini diterbitkan, inisial E yang dicurigai belum memberikan keterangan apapun. (Dairul)