Narasi Masjid-Pesantren Sumber Radikalisme, Ahmad Syaikhu: Harus Dilawan

0 486

 

JAKARTA, Derakpost.com- Presiden dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengajak seluruh kader untuk melawan narasi mengaitkan tempat ibadah sebagai sumber radikalisme. Karena narasi seolah telah memberikan stigma buruk terhadap masjid hingga pesantren.

“Hari-hari ini kita juga kembali saksikan narasi-narasi itu yang dengan sengaja menyematkan stigma buruk terhadap masjid, terhadap pesantren dan sekolah Islam. Seolah-olah adalah suatu sumber kelahiran dari radikalisme dan terorisme di negara ini,” kata Syaikhu ini menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS.

Ia mengatakan, sebagai bangsa yang beradab dan ber-Pancasila, framing dan stigma ini tidak boleh biarkan hidup dan berkembang luas. Maka harus luruskan dan koreksi. Karena, sejarah Indonesia mencatat bahwa sosok pemimpin yang berhasil ialah menjadikannya Pancasila sebagai wahana menyatukan seluruh rakyat.

Menurutnya, para pengkhianat bangsa terbukti menjadikan Pancasila sebagai alat mengadu domba dan memecah belah. Lebih lanjut Syaikhu sampaikan, PKS adalah partai politik yang rahmatan lil alamin alias moderat dan ini menjadi persatuan.

Menurutnya, PKS sebagai partai Islam ingin menjalankan visi misi mehadirkan masyarakat yang adil serta sejahtera ini berlandaskan Pancasila. “PKS ini harus menjadi dan menjaga Islam wasathiyah (keseimbangan antara keyakinan yang kokoh). Yakni Islam bekarakter moderat tidak ekstrem kiri maupun tidak ekstrem kanan,” kata dia, dilansir cnnindonesia.

Tetapi sambungnya, tetap di tengah-tengah proporsional dan adil. Sikap moderat PKS termasuk dalam AD/ART partai yang menetapkan visi dan misi sejalan dengan cita-cita dari pendiri bangsa yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945.

Sebagai partai Islam, ungkap Syaikhu, PKS menempatkan visi ingin menjadi partai pelopor dalam mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia ini yang sebagaimana termaktub di pembukaan UUD 1945.

Sementara dalam misinya, kata dia, PKS ingin menjadi partai yang bisa menjadi sarana mewujudkan masyarakat madani yang adil, sejahtera dan bermartabat dalam keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila.

Beberapa waktu lalu, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyebut sedikitnya 198 pondok pesantren terafiliasi dengan sejumlah organisasi teroris, baik dalam dan luar negeri termasuk ISIS.

Menurut Boy, 11 dari 198 pesantren itu terafiliasi dengan jaringan organisasi teroris Jamaah Anshorut Khilafah (JAK), 68 pesantren terafiliasi dengan Jemaah Islamiyah (JI), dan 119 terafiliasi dengan Anshorut Daulah atau simpatisan ISIS.

“Kami menghimpun Ponpes yang kami duga terafiliasi dan tentunya ini juga merupakan bagian upaya-upaya dalam konteks Intel pencegahan yang kami laksanakan di lapangan,” kata Boy dalam rapat dengan Komisi III DPR, Selasa (25/1/22). **Rul

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.