Warga Kota Baru Tolak Pembangunan Jembatan Akses Cluster

0 83

 

DERAKPOST.COM – Warga Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, menolak pembangunan jembatan dan akses jalan untuk proyek pembangunan perumahan atau cluster dari PT Kotabaru Propertindo Perkasa.

Berdasarkan video singkat yang diterima Kompas.com, terlihat salah satu warga RW 14 mengamuk lantaran tanggul yang ada di wilayahnya diduga dihancurkan untuk dibangun jembatan dengan ukuran 5,5 x 8 meter.

Dikutip dari kompas.co.id. Namun, dalam video tersebut dijelaskan bahwa pihak pekerja dari pengembang berdalih kalau tanggul tersebut tidak dihancurkan, melainkan longsor akibat luapan air kali.

“Tanggul yang dibongkar mereka nih tanpa izin. Alasannya pondasinya longsor tapi itu alasan ta* kucinglah bahasa kasarnya. Sorry bulan puasa jadi ngomong kasar karena sudah kesel juga gue,” ujar perekam merupakan Ketua RT 10/RW 14, Sugiarto yang diterima Kompas.com.

Dalam video itu juga terlihat adanya pondasi bambu yang telah dipasang oleh para pekerja cluster untuk pembangunan jembatan. Merasa kesal, warga RW 14 akhirnya kembali membangun tanggul yang sudah dirusak oleh para pekerja cluster dengan membuat turap baru.

Selain itu, fondasi bambu sudah dipasang mereka cabut. Baca juga: Pengerukan Kali Krukut Dianggap Tidak Efektif Tangani Banjir “Ini pekerja lagi mau mengembalikan turap seperti semula dan tanggul seperti semula, juga di tengah yang sudah mereka uruk, bambu-bambunya akan dicabut,” kata dia.

Adapun PT Kotabaru Propertindo Perkasa berencana akan membangun jembatan untuk akses jalan cluster mewah yang akan dibangun sebanyak 59 unit. Jembatan tersebut nantinya akan menghubungkan antara wilayah RW 12 dan RW 14. Namun, warga RW 14 telah sepakat menolak pembangunan jembatan itu karena dapat memberikan banyak dampak negatif.

Ketua RW 14, Suryo menilai pembangunan jembatan tersebut tidak memiliki manfaat apa pun. Justru, ia khawatir akan banyak kerugian yang dirasakan oleh warganya dari adanya pembangunan jembatan tersebut.

“Kalau dampak di RW 14 itu pasti ada. Pertama, saat untuk pembangunan, berapa ratus truk tanah yang lalu lalang di sini. Kalau dia berdalih kerja malam, apakah warga sini enggak istirahat? Keamanan, kenyamanan, kebersihan lingkungan enggak sebanding dengan kerjaan mereka,” kata dia.

Kemudian, jumlah pengguna mobil dan motor akan semakin bertambah. Artinya kemacetan yang sering terjadi di jalan tersebut akan semakin parah. Pastinya akan ada 59 unit mobil dan motor yang bakal lalu lalang lewat di sini.

“Ikutannya, ada ikutannya lagi, misalnya ada rumah kos-kosan, kontrakan yang mana memiliki mobil semua, itukan akan ikutan lewat situ. Pasti akan semakin macet,” jelas dia. Oleh karenanya, dia menilai, tidak ada manfaatnya jika jembatan itu dibangun. (Dairul)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.