AMERIKA, Derakpost.com- PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mencatat setidaknya 516 warga sipil tewas sejak invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022. Jumlah korban tewas naik 42 dari sehari sebelumnya.
Dalam pernyataan dikutip Cnnindonesia bahwa OHCHR memperkirakan jumlah korban sebenarnya kemungkinan “jauh lebih tinggi”, terutama di wilayah yang dikuasai pemerintah dalam beberapa hari terakhir karena banyak laporan masih menunggu konfirmasi.
Badan di bawah PBB itu mengungkapkan peningkatan angka dibandingkan dengan yang sebelumnya “tidak boleh dikaitkan dengan korban sipil yang terjadi pada 8 Maret saja, karena pada siang hari OHCHR juga mencatat korban yang terjadi pada hari-hari sebelumnya.”
Per Selasa kemarin, PBB telah mencatat 545 korban di wilayah Donetsk dan Luhansk yang dikuasai separatis pro-Moskow, dengan 96 tewas dan 449 terluka.
“Sebagian besar korban sipil yang tercatat disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak luas, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem roket multi-peluncuran, serta serangan rudal dan udara,” terang laporan OHCHR ditulis AFP.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mencatat setidaknya 2 juta orang warga Ukraina mengungsi karena agresi yang sudah berlangsung lebih dari dua pekan itu.
Ukraina dan Rusia sepakat melakukan gencatan senjata pada Rabu (9/3) pukul 09.00 pagi sampai 21.00 waktu setempat, sekaligus membuka enam koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil.
Keenam koridor tersebut yaitu Energodar – Zaporizhia, Sumy – Poltava, Mariupol – Zaporizhia, Volnovakha – Pokrovsk, Raisins – Lozova, dan Kyiv (Stoyanka – Belhorodka). **Rul