PEKANBARU, Derakpost.com- Setakat ini, sejumlah Ketua Forum RT dan RW se- Kota Pekanbaru, mengecam keras pernyataan dari Ismardi Ilyas yang juga menjabat sebagai Ketua Forum RT dan RW Kota Pekanbaru.
Hal itu seiring adanya pernyataan yang disampaikan Ismardi Ilyas ini sekaligus sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru yang menyatakan bahwasa insentif RT/RW itu merupakan bantuan pemerintah kepada forum inikan seusai kemampuan.
Yang hal menyakitkan lagi, pernyataan Ismardi Ilyas, adalah bahwa kalau tidak mampu jadi RT/RW, mundur saja. Yang dikarena tidak ada yang memaksa jadi RT/RW. Itu kan merupakan pengabdian tanpa paksaan. Sehingga itu, mencuat aksi demo dilakukan Ketua RT dan RW se-Kota Pekanbaru.
Terkait pernyataan dari Ismardi Ilyas ini, maka dikecam sejumlahan Ketua Forum RT/RW. Seperti disampaikan juru bicara, yakni Ketua Forum RT/RW Kecamatan Pekanbaru Kota, Edrianto Sanur. Dikata dia, bahwa pernyataan Ketua Forum RT/RW Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas sudah meresahkan kawan-kawan RT/RW se-Kota Pekanbaru.
“Karena pernyataan ini dinilainya sangat jelas tendensius, dan menyakitkan hati kawan-kawan RT/RW. Hal pernyataanya Ismardi Ilyas yang dimuat di media riau online tertanggal 23 Februari 2022 lalu yakni ‘ Kalau memang tidak mampu jadi RT/RW ya bisa mundur saja, tidak apa. Sederhana saja, karena tidak ada yang memaksa jadi RT/RW,” katanya.
Seharusnya kata Edrianto Sanur, bahwa tidak demikian yang disampaikan pihak Ismardi Ilyas sebagai Ketua Forum RT/RW Kota Pekanbaru. Lebih lanjut sebut dia, pada tahun 2021 lalu Ketua RT dan RW se-Kota Pekanbaru hanya menerima insentif sebanyak 6 bulan saja. Belum lagi tahun-tahun sebelumnya juga tidak dibayarkan penuh selama 12 bulan.
“Bahkan untuk ditahun 2022 ini masalah insentif RT dan RW belum jelas, padahal sudah masuk bulan Maret. Seharusnya Ismardi Ilyas bisa menampung aspirasi Ketua RT dan RW se-Kota Pekanbaru, bukan itu malah menyudutkan. Karena Forum RT dan RW inikan dibentuk selain sebagai bagian wadah silaturahmi,” kata Edrianto Sanur, dilansir parasriau.com.
Edrianto Sanur yang akrab disapa Andre ini mengaku, bahwasa dirinya termasuk salah seorang yang bertanggungjawab atas terpilihnya Ismardi Ilyas ini sebagai Ketua Forum RT dan RW se- Pekanbaru waktu itu. Kota Pekanbaru terdiri dari 12 kecamatan untuk memilih Ketua Forum RT dan RW Kota Pekanbaru.
“Dari 12 kecamatan yang ada, cuma 1 kecamatan yang tidak memilih beliau. Kenapa kami memilih beliaw, karena kami sudah dikondisikan oleh Camat kami masing-masing dan kami tidak bisa menolak. Dan sampai saat ini saya menilai bahwa tidak ada sama sekali hasil kinerja Ismardi Ilyas,” katanya.
Hal itu sambungnya, mungkin dikarena Ismardi Ilyas ini llebih fokus mengurus masalah pendidikan. Tetapi seharusnya juga memberikan perhatianya terhadap nasib Ketua RT dan RW. Karena saat ini Ismardi Ilyas menjabat sebagai Ketua Forum RT dan RW Kota Pekanbaru. Jadi atas dasar itulah dikecam sikap Ismardi Ilyas tersebut.
Andre mengecam keras sikap Ismardi Ilyas dan meminta untuk mundur dari jabatan Ketua Forum RT dan RW Kota Pekanbaru. Dirinya ini meminta seluruh Ketua Forum RT dan RW Kecamatan se-Kota Pekanbaru untuk rapatkan barisan dan mencarikan pengganti Ismardi Ilyas yang lebih tepat dan bisa mengayomi.
“Saya yakin pasti ada orang yang betul-betul mampu memperjuangkan hak-hak kita. Seluruh aspirasi kawan-kawan dan bisa memperjuangkan hak-hak Ketua RT dan RW se-Kota Pekanbaru yang jumlah 3.844 orang. Saya juga meminta Pemko dalam hal ini Walikota Pekanbaru untuk segera membayar insentif-insentif yang belum dibayarkan,” katanya.
Sutomo Marsudi, selaku Ketua Forum RT dan RW Kelurahan Simpang Baru di Kecamatan Binawidya mengaku bahwa sudah ada sebagian kawan-kawan RT dan RW yang bersedia menyerahkan SK RW-nya kepada dirinya. Termasuk hal ini dirinya sendiri bersedia menyerahkanya SK, bilamana 65 persen kawan-kawan sepakat melakukan hal yang sama.
Aidil Putra yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Forum Payung Sekaki dan saat ini sudah sebagai Ketua LPM Kelurahan Tirta Siak menuturkan bahwa selama ini dirinya memang fokus untuk memperjuangkan hak-hak RT dan RW yang diabaikan pemerintah sejak dulu. “Sebelum saya diminta jadi Jubir Ketua FK-RT/RW periode 2016-2019, saya hanya ingin RT dan RW itu diperhatikan administrasi, kesejahteraan,” ujarnya.
Ditambahkannya, statement dikeluarkan Ismardi Ilyas ini di media riauonline.com itu bukan kalimat bijak. Akan tetapi yang statment malah membuat semua pihak membaca berita tersebut miris. Disebab mengingat yang berbicara aealah orang dituakan diantaraya RT dan RW se-Kota Pekanbaru. Malah keluarkan statement yang merendahkan kinerja RT dan RW di lapangan.
Di tempat terpisah, Ezil Pahman selaku Ketua RW Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tuah Madani juga menyesalkan sikap Ketua Forum RT dan RW Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas. “Bagaimana kalau kita buat gerakan. Kita kerahkan seluruh RT dan RW untuk membuat rapat umum pengerahan massa untuk menuntut hak-hak RT dan RW,” sarannya.
Sucipto selaku Ketua Forum Kelurahan Sialang Munggu Kecamatan Tuah Madani juga mengaku sudah beberapa kali menemui anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru untuk mengadukan nasib kawan-kawan RT dan RW, khususnya terkait tidak dibayarkannya insetif tersebut.
Sementara itu terkait masalah ini ketika dikonfirmasi ke Ketua Forum RT dan RW Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas. Tetapi itu saat dupayakan tim media ini dihubungi dan dikonfirmasi ke dua nomor beliau yakni 08137173XxXx dan 0812751XxXx hingga berita ini diturunkan, tidak ada jawaban dan balasan. **Fri