DERAKPOST.COM – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 8 Tambang. Saat ini, banyak fasilitas pendukungnya yang sudah mulai rusak. Selain itu juga akses jalan butuh perhatian Pemkab Kampar
Kondisi sekolah negeri berada di Jalan Suka Mulya, Desa Tarai Bangun, sangat butuh perhatian, yang padahal diketahui dirintis sejak tahun 2016 silam, ini mulai beroperasi serta terima siswa angkatan pertama pada tahun 2020. Yang saat ini jumlah siswa di sekolah ini sudah ada 98 siswa.
Sedangkan jumlah guru ada 8 honorer, 2 orang guru PNS, dan serta 2 orang guru honorer kontrak. Banyak fasilitas yang rusak, seperti pintu toilet yang sudah terlepas, kemudian jendela yang tidak dipasang terali besi dan pintu ruang kelas yang sudah rusak dan plafon yang terlepas serta kursi yang patah.
Sementara kondisi bangunan juga terlihat kusam karena cat dinding yang mulai terkelupas. Bahkan di sekeliling bangunan sekolah ini juga belum dilengkapi dengan pagar. Sehingga akses keluar masuk orang ke sekolah ini pun menjadi bebas.
Tidak hanya bangunannya yang memprihatikan, namun juga akses menuju ke SMPN 8 Tambang tersebut.
Dimana, kondisi Jalan Suka Mulya yang merupakan akses jalan satu-satunya menuju ke sekolah ini juga belum tersentuh semenisasi dan pengaspalan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar.
Jalannya masih berupa jalan tanah yang dipenuhi lubang di sepanjang jalan. Sehingga sangat tidak nyaman untuk dilewati kendaraan. Panjang jalan tanah yang berlumpur dan licin saat hujan ini lebih kurang 2,3 Kilometer.
Kepala SMPN 8 Tambang, Laidin, M.Pd mengatakan, kalau hari hujan jalan ke sekolah ini licin dan banyak guru-guru dan murid yang terjatuh. “Jalan menuju ke sekolah kita ini memang sangat tidak layak. Mudah-mudahan ada perhatian dari pemerintah daerah, minimal pengerasan lah,” harapnya
Laidin menjelaskan, saat ini jumlah siswa di SMPN 8 Tambang sebanyak 98 orang siswa. Namun ada 24 siswa yang lulus tahun ini. Sehingga jumlah siswa yang tersisa menjelang penerimaan siswa baru sebanyak 74 siswa. Tahun in kita perdana menamatkan peserta didik.
Kesempatan itu ia menjelaskan, bahwa untuk ruang kelas di SMPN 8 Tambang ada tiga ruang dengan jumlah sebanyak 4 Ruang Belajar. Jumlah ruang kelas itu diakui Laidin yang tak memadai dengan jumlah siswa dan rombel yang ada. Hal inipun, sehingga pihak sekolah terpaksa menggunakannya ruang TU disulap jadi ruang kelas.
“Kondisinya tidak layak, kecil dan panas, tapi mau gimana lagi, ruang kelas kita terbatas, bangku juga terbatas, banyak yang rusak,” katanya. Laidin menyebut, sejauh ini pihak sekolah telah berusaha memperjuangkan agar ruang kelas bisa ditambah. Salah satu usahanya adalah meajukan proposal ke Pemkab Kampar. Namun saat ini belum ada bantuan.
Kesempatan itu Laidin juga menyebut, lokasi sekolah yang jauh pemukiman warga juga menyebabkan sering terjadi kehilangan. Sudah itu banyak fasilitas sekolah yang dicuri oleh maling. Mulai dari pintu hingga pot bunga. Bahkan itu untuk tiang bendera pun hilang dicuri maling. **Rul