APA yang menarik dari tulisan ini? Tentu sebagai negara yang terbesar di negara-negara Asia Tenggara, Indonesia patut berbangga dengan ditetapkannya Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi dalam sidang umum Organisasi Pendidikan, Ilmiah dan Kebudayaan salah satu organ United Nations (PBB) yaitu UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) di markas besar UNESCO, Paris, Perancis per 20 November 2023.
Dan ini pula sebagai upaya ke depannya untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di konferensi internasional sebagai bahasa pengantar dalam komunikasi internasional dan terkhusus dalam forum ASEAN. Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar di Asia Tenggara akan semakin dikenal di dunia internasional dengan penggunaan bahasa Indonesia
Penggunaan bahasa Indonesia sudah digunakan khususnya bagi keturunan jawa di Suriname. Dengan sudah ditetapkannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi khususnya dalam forum UNESCO tentu akan berdampak terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak dengan ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa dalam forum UNESCO, tentu di forum regional, penggunaan bahasa Indonesia akan semakin meningkat khususnya dalam forum-forum ASEAN yang mana sebagai masyarakatnya sebagian besar dapat bertutur dalam bahasa Indonesia dan tak terkecuali Negara Timor Leste yang sebagian masyarakatnya pasti dapat menggunakan bahasa Indonesia. Dan sebelumnya Negara Timor Leste menjadi bagian dari Provinsi di Indonesia yang mana bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di provinsi tersebut.
Walaupun bahasa Inggris selama ini menjadi bahasa resmi dalam perhimpunan negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), ke depannya dan diharapkan pula bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai bahasa resmi dalam forum-forum ASEAN. Sebagai negara terbesar dalam komunitas ASEAN, Indonesia berharap bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa resmi yang akan mendukung forum-forum dalam ASEAN dan forum-forum Internasional.
Dalam beberapa KTT ASEAN, Indonesia sudah sangat mendukung kestabilan politik dan keamanan di kawasan ASEAN. Dalam beberapa tahun sebelumnya, banyak pekerjaaan yang dilakukan Negara-negara ASEAN dalam rangka menjaga kestabilan politik dan keamanan. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh ASEAN seperti penyelesaian konflik perbatasan antara Indonesia dan Malaysia serta penyelesaian konflik Negara-negara ASEAN dengan China di kawasan Laut China Selatan.
ASEAN telah mencapai apa yang disebut dengan “Community ASEAN”. Indonesia berupaya terus memberikan sumbangan pemikiran yang berkomitmen mewujudkan ASEAN yang stabil dan berkomitmen dalam kerjasama regional. Tentu komitmen tersebut harus dapat dilakukan di tengah arus globalisasi. Oleh sebab itu pula negara-negara ASEAN harus dapat berkompetisi dalam proses globalisasi tersebut yaitu “ASEAN Community in a Global Community of Nations” (Komunitas ASEAN di Tengah Komunitas Global Bangsa-bangsa). ASEAN Community salah satunya merupakan pilar yang memiliki prospek paling bagus.
Dalam konteks ASEAN, sosial budaya merupakan aspek yang paling netral, jika dibandingkan dengan politik ataupun ekonomi. Oleh sebab itu, penggunaan bahasa Indonesia dapat menjembatani perbedaan-perbedaan di antara negara-negara ASEAN. Asia Tenggara memiliki kebudayaan yang kaya, dan hal itulah yang seharusnya dijadikan pendorong utama kerjasama antar negara ASEAN. Oleh sebab itu, agar pilar sosio-kultural ASEAN semakin kuat, penggunaan bahasa Indonesia dalam komunitas ASEAN mesti menjadi prioritas utama dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Kita bisa memulai kerjasama sosio-kultural ini dengan menciptakan program pertukaran pelajar, mahasiswa, guru, dosen atau bahkan budayawan dan seniman. Seperti yang tercantum dalam tujuan ASEAN Socio-Cultural yaitu memberikan kontribusi dalam mewujudkan komunitas ASEAN yang berorientasi pada rakyat untuk mencapai solidaritas dan persatuan di antara bangsa dan rakyat ASEAN. Lebih lanjut, ASEAN Socio-Cultural juga memiliki tujuan menumbuhkan kesamaan identitas dan membangun masyarakat dalam komunitas ASEAN.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara yang digunakan dari Sabang hingga Merauke, tentu dengan diakuinya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi yang dipergunakan di forum internasional, konsekuensi apa? Tentu minat akan untuk menggunakan bahasa Indonesia bagi orang asing akan semakin meningkat dan itu sebagai upaya menyebarluaskan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional.
Bahasa Indonesia telah menjadi kekuatan pemersatu bangsa sejak masa pra kemerdekaan, khususnya melalui Sumpah Pemuda di tahun 1928. Dengan perannnya sebagai penghubung yang salah satunya adalah bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia, tentu sebagai penghubung antar etnis yang beragam di Indonesia.
Bahasa Indonesia dengan lebih dari 275 juta penutur, juga telah melanggang dunia dengan masuknya kurikulum bahasa Indonesia di 52 negara di dunia dengan setidaknya 150.000 penutur demikian dikatakan oleh Duta Besar Tetap Indonesia untuk UNESCO, Mohamad Oemar. (Rul)
Penulis:
Hasrul Sani Siregar SIP MA
Widyaiswara di BPSDM Provinsi Riau