DERAKPOST.COM – Para pendukung Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar ini dapat intimidasi dalam berbagai bentuk.
Hal itu dipapar Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Anies-Muhaimin (AMIN) Kabupaten Sukoharjo Bambang Wahyudi. “Intimidasi itu dilakukan secara langsung maupun tidak langsung sehingga menimbulkan ketakutan di masyarakat,” ujar Bambang di Sukoharjo, Jawa Tengah, Ahad (24/12/2023), seperti dikutip dari Inilah.com.
Bambang menjelaskan intimidasi yang terlihat nyata dialami oleh keluarga para pendukung dan simpatisan pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Intimidasi itu relatif terjadi di wilayah yang tingkat kemiskinannya cukup tinggi.
“Ada ancaman untuk bantuan mereka dicabut dan dibekukan, seperti bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Langsung Tunai (BLT), Kartu Indonesia Sehat (KIS),” ungkap Bambang. Intimidasi dan ancaman itu, lanjut Bambang, sering digaungkan oleh para pamong atau aparat yang ada di desa.
Bahkan, kata Bambang, beberapa keluarga pendukung AMIN yang tercatat sebagai aparatur sipil negara (ASN), juga mendapatkan tekanan. Mereka merasa ketakutan dipindahtugaskan ke daerah-daerah yang jauh dan terpencil dari tempat tinggalnya.
“Ada beberapa tempat yang didatangi aparat keamanan negara, walaupun hanya sekadar bertanya. Tapi, namanya orang kampung, kalau didatangi saja, sudah merasa ketakutan,” terangnya.
Bambang menyatakan mereka telah menargetkan pasangan AMIN memperoleh 36 sampai 39 persen suara. Target itu disesuaikan dengan perolehan suara dari Sudirman Said sebesar 38 persen saat maju pada Pemilihan Gubernur Jawa Tengah pada 2018 lalu.
“Saat ini Pak Sudirman menjadi co-captain dari Tim Nasional AMIN,” ujarnya. Untuk mewujudkan target itu, mereka telah membentuk rumah pemenangan dan posko Tempat Pemungutan Suara (TPS) Gerakan Rakyat hampir di setiap desa dan kecamatan Kabupaten Sukoharjo. (Rul)