MP, PEKANBARU – Aksi demonstrasi yang menuntut Gubernur Syamsuar memecat Ekhi Khadafi dari jabatannya sebagai pejabat Unit Layanan Pengadaan (ULP) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dibubarkan aparat kepolisian.
Rencananya, massa dari Gerakan Pemuda Mahasiswa Pekanbaru Peduli Keadilan akan melakukan aksi demonstrasi damai di kantor Kejati Riau, Senin (24/05/2021).
Namun pengamanan yang dilakukan aparat kepolisian sedikit berbeda dengan pengawalan yang biasa. Pihak kepolisian setempat sudah standby dengan mobil water Cannon. Padahal aksi aksi sebelumnya tidak dikawal seperti itu.
Ketatnya pengamanan untuk aksi ini diduga dikarenakan Kota Pekanbaru masih dalam status ”zona merah” penyebaran virus Corona (Covid-19).
Namun massa aksi masih sempat membentangkan beberapa spanduk yang berisi tuntutan mereka. Salah satunya; ”Gubernur Riau Syamsuar Pecat Ekhi Khadafi, Karena Masih Berstatus Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pembangunan Gedung Pasca Sarjana Universitas Riau tahun 2012”.
Salah seorang demonstran, Fajri kepada wartawan sebelum dibubarkan menegaskan, Gubernur Riau Syamsuar mesti segera memecat Ekhi Khadafi yang sudah berstatus tersangka kasus korupsi. Uniknya dari 3 tersangka, 2 sudah disidangkan di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru.
Fajri mengaku prihatin terhadap Gubernur Riau Syamsuar yang masih dikelilingi banyak koruptor. Baru satu yang sudah mendekam di penjara, yaitu mantan Sekdaprov Riau Yan Prana Jaya dalam kasus anggaran rutin sewaktu dia menjabat Kepala Bappeda Kabupaten Siak.
Sementara untuk kasus bansos Siak masih banyak orang orang dekat Syamsuar yang diduga terlibat. Sayangnya, sebut Fajri, orang nomor satu di Provinsi Riau ini seolah olah tutup mata.
”Gubernur harusnya pekat terhadap hal ini. Jangan sampai nanti, beliau dicap sebagai pendukung koruptor,” kata Kurniawan menimpali.
Terlepas soal itu, belum sempat mereka menyampaikan aspirasi tersebut, massa dibubarkan. Mereka diminta Kasat Intel Polresta, dan melalui pengeras suara untuk tidak melanjutkan aksi tersebut.
Akhirnya mereka kembali ke titik kumpul di Jalan Cut Nyak Dien hanya sekadar membentangkan spanduk! Jadilah… * (Marden)