Diduga Masih Jual LKS, Dikpora Kampar Diminta Copot Kepsek 018 Kubang Jaya

DERAKPOST.COM – Sekitar 50 orang aktivis dari Gerakan Aktivis Se-Riau (GAS), menaja aksi unjuk rasa, di Kantor Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora), Kabupaten Kampar pada Rabu siang. Aksi itu menuntut pencopotan Kepala Sekolah SDN 018 Kubang Jaya yang diduga terlibat dalam praktik jual beli buku Lembar Kerja Siswa (LKS).

Suasana panas mewarnai halaman Kantor Dikpora, dimana GAS dengan membawa spanduk, poster bernada kritik, dan pengeras suara, massa yang berkumpul sejak pukul 14.00 WIB di Jalan Ahmad Yani itu melangkah tegas ke depan kantor dinas. Teriakan orasi mereka menggema, menyoroti apa yang mereka sebut sebagai pelanggaran berat terhadap dunia pendidikan.

“Praktik jual beli LKS ini bukan hanya melanggar aturan, tapi juga membebani orang tua murid. Kami tidak akan diam!” seru Ahmad Nasir, Koordinator Lapangan GAS, di hadapan massa. Menurut hasil investigasi internal GAS, praktik jual beli LKS tersebut diduga dilakukan di luar lingkungan sekolah, tepatnya di rumah salah satu anggota komite.

GAS menilai tindakan ini melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 dan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016, yang secara tegas melarang penjualan buku atau perlengkapan sekolah oleh pihak sekolah maupun komite.

“Kami menuntut Kepala Dinas Pendidikan Kampar untuk mencopot Kepala Sekolah dan seluruh anggota komite yang terlibat. Jangan biarkan pendidikan dikotori kepentingan bisnis!” tegas Aryansah, Koordinator Umum GAS.

Dalam pernyataan sikap yang dibacakan di lokasi, GAS menegaskan tiga tuntutan utama: pencopotan Kepala Sekolah SDN 018 Kubang Jaya, pencopotan seluruh anggota Komite Sekolah yang terlibat, serta janji untuk melanjutkan aksi jika tuntutan mereka diabaikan.

Meski berapi-api, aksi berlangsung tertib dengan pengawalan aparat kepolisian. GAS menutup aksi dengan menyerahkan dokumen resmi tuntutan kepada pihak Dikpora Kampar, sambil mengancam akan kembali dengan massa yang lebih besar jika tidak ada langkah konkret. “Ini bukan akhir. Kalau tidak ada respons, kami akan datang lagi dengan suara yang lebih keras,” tutup Aryansah. (Rilis)

 

DikporaKamparLKSSDN
Comments (0)
Add Comment