DERAKPOST.COM – Belakangan ini ada banyak daerah kabupaten/kota di Riau yang terdampak banjir. Oleh karena itu, diminta Pemerintah Provinisi (Pemprov) untuk segera menetapkan status siaga darurat.
Hal itu disampaikan Kepala BPBD Riau, Edy Afrizal kepada wartawan. Dikatakan dia, sejauh ini daerah telah menetapkan status siaga banjir itu Kabupaten Rokan Hilir, namun status sudah berakhir pada tanggal 30 November lalu. Selanjutnya Kabupaten Bengkalis hingga tanggal 31 Desember, serta kemudian Rokan Hulu akan menetapkan status siaga banjir.
“Jadi baru beberapa daerah yang telah menetapkan status siaga, itupun Rohil sudah berakhir. Kalau Bengkalis mereka menetapkan status tanggap darurat. Status siaga darurat banjir minimal dua darah menetapkan, setelah itu baru bisa menetapkan status siaga banjir untuk Provinsi,” katanya. Lebih lanjut diungkap Edy, untuk di Kampar sampai sekarang belum ada menetapkan status siaga.
Dijelaskan Edy, bahwa pihaknya terus memantau kondisi banjir yang terjadi, termasuk mengirim bantuan bagi masyarakat terdampak, seperti makanan siap saji, gula, teh, dan makanan lainnya, termasuk selimut. Sedangkan untuk tenda bagi pengungsi masih disediakan oleh Pemkab masing-masing. BPBD Riau juga menyediakan tenda jika dibutuhkan. Untuk itu perlu penetapan status siaga dari daerah, agar pemerintah provinsi bisa mengirimkan bantuan-bantuan bagi masyarakat.
“Ini akan kita evaluasi, kita lakukan koordinasi dan laporkan ke Gubernur terkait dengan status banjir, kalau sudah ada dua Kabupaten. Di Riau ini punya 4 sungai besar, Indragiri, Siak, Kampar dan Rokan. Jika banjir di wilayah Kampar nanti dampaknya akan sampai ke Pelalawan karena satu aliran.
Aliran sungai di Rokan Hulu masuknya nanti ke Rohil, kalau curah hujan tinggi di Sumbar dan Sumut akan berpengaruh kiriman air, dari Sumbar dan Sumut,” jelasnya.
Daerah rawan banjir lainnya itu, ujarnya , seperti Bengkalis, Dumai karena lebih di pengaruhi curah hujan tinggi dan air pasang, biasanya waspada rawan banjir rob di bulan Desember. Kalau di Pekanbaru, banjir terjadi mungkin hanya pada drainase yang kurang baik, jika terjadi banjir dan curah hujan tinggi. Saluran air tidak bisa menampung debit air yang ada.
Sementara itu, disinggung terkait dibukanya spilway PLTA Koto Panjang, apakah berpengaruh terhadap masyarakat yang berada di aliran Sungai Kampar, Edy menyampikan sampai saat ini belum ada dampaknya. “Belum ada dampaknya, curah hujan di Riau tidak begitu tinggi, kalau tiap hari hujan bisa saja berdampak terhadap sungai Kampar yang ikut meluap. Tapi masyarakat harus tetap waspada, dengan kondisi cuaca saat ini,” ujarnya. **Rul