Harta Karun Bermunculan, Proyek Jalan Tol Dihentikan ???

 

DERAKPOST.COM – Penemuanya situs bersejarah di proyek tol di Pulau Jawa, kini sempat bikin heboh. Dari bangunan kuno, sampai ada benda berlapis emas ditemukan. Hal itu juga beberapa waktu lalilu penemuan peninggalan bersejarah di jalur proyek MRT Jakarta Fase 2.

Artefak atau objek-objek bersejarah itu ditemukan di jalur-jalur proyek jalan tol. Tepatnya, di ruas tol Solo – Yogyakarta. Saat proses konstruksi, ada ditemukan sebuah Batu Yoni, kemudian pada trase pembangunannya tol yang ada di Desa Keprabon, pada Kecamatan Polanharjo Klaten.

Penemuan objek cagar budaya ini pun berdampak pada proses pembangunan jalan tol yang tengah berlangsung. Yoni juga dikenal oleh warga dengan sebutan Candi Asu ditemukan itu tersebar dalam kebun, bahkan sawah yang diperkirakan sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Dikutip dari CNBCIndonesia. Bergeser ke Jawa Timur, di lokasi pembangunan tol Pandaan-Malang itu juga ditemukan beberapa situs kuno pada jalur proyek trase tol. Situs pertama itu, ditemukan sejak 2012 silam, ini berada di wilayah Saradan Madiun.

“Di sana dulu ditemukan struktur batu bata bersama kolam kecil yang seperti petirtaan ini di wilayah Saradan sekitar tahun 2012, silam,” ujar Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho.

Diketahui, dengan hal demikian bukan cuma di MRT, tapi harta karun juga ada bermunculan di proyek tol. Tidak hanya berhenti di situ, situs kedua ditemukan pada wilayah Beji, Kabupaten Pasuruan. Situs itu, berupa petirtaan sebelumnya pernah diperbaiki pada zaman kolonial Belanda.

Kemudian itu ditemukan juga petirtaan atau saluran air yang berada di Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis. Menurut Wicaksono ini, temuan saluran kemungkinan berasal dari masa pra Majapahit. Tidak hanya situs kuno, dalam proyek ini juga ditemu beberapa benda kuno, seperti ratusan koin logam kuno dan pecahan keramik dari China.

Terkait penemuan harta karun tersebut. Lalu, bagaimana dampaknya terhadap pengerjaanya proyek tol berlangsung Melihat ada penemuan artefak di jalur tol Solo-Yogyakarta, membuat desain tol diubah sehingga pembangunan trase tol tadinya, dilakukan menapak diubah menjadi melayang.

“Salah satu penyesuaian desain tol yang pernah dilakukan untuk di wilayah Jawa Tengah adalah ada rekayasa konstruksi jalan tol yang semula at grade menjadi elevated (melayang) untuk menghindari situs Yoni yang ada di desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah,” mengutip laman PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Kamis (29/9/2022).

Begitu juga dengan proyek tol Pandaan-Malang, Jawa Timur. Lokasi ditemukannya beberapa situs kuno pada jalur proyek trase tol. Situs pertama ditemukan sejak 2012 silam, yang berada di wilayah Saradan, Madiun.

Menurut Wicaksono situs itu langsung diekskavasi dan dikoordinasikan dengan Bina Marga. Sehingga muncul kesepakatan ruas tol dibangun melayang atau menggunakan fly over.

Mengutip keterangan di situs resmi Bina Marga, dengan penemuan situs ini dan hasil interpretasi para arkeolog, maka trase jalan tol diputuskan untuk menghindari situs dan harus digeser ke arah sungai. Dampak dari pergeseran ini diperlukan konstruksi penguatan lereng sungai untuk menjaga badan jalan tidak tergerus oleh arus sungai. **Rul

hartaKaruntol
Comments (0)
Add Comment