India dan Pakistan Dilanda Cuaca Ekstrim

 

INDIA, Derakpost.com- Jutaan orang terdampak gelombang panas ekstrem yang berbahaya di seluruh India dan Pakistan. Pada Kamis (28/4), tempat pembuangan sampah di New Delhi terbakar ketika suhu mencapai 45 derajat Celsius.

Peramal cuaca bahkan meperingatkan situasi tersebut akan lebih parah akhir pekan ini. Tidak hanya itu, gelombang panas tersebut berpotensi membuat warga kekurangan listrik dan air.

Gelombang panas telah menewaskan lebih dari 6.500 orang di India sejak 2010, dan para ilmuwan mengatakan perubahan iklim membuatnya kian panas dan makin sering terjadi di Asia Selatan.

“Ini pertama kalinya saya melihat cuaca yang begitu buruk di April. Biasanya, kami siap untuk ini pada Mei dan seterusnya,” kata Somya Mehra (30), seorang ibu rumah tangga di Delhi, dikutip dari Guardian.

Dikutip Cnnindonesia.comIa menyebut hanya keluar rumah untuk merayakan hari jadi pernikahannya, jika tidak, ia mengaku enggan keluar rumah.

Panas ekstrem membuat negara bagian Rajasthan, Gujarat, dan Andhra Pradesh di India memberlakukan pemadaman listrik di pabrik-pabrik. Kebijakan itu diambil karena konsumsi AC dan kipas angin meroket.

Pembangkit listrik juga menghadapi kekurangan batu bara, sumber utama listrik di negara berpenduduk 1,4 miliar orang itu.

Banyak daerah juga melaporkan risiko penurunan pasokan air yang memburuk sampai musim hujan tahunan pada Juni dan Juli mendatang.

Kekurangan air akan sangat memukul para petani, termasuk mereka yang menanam gandum karena India bertujuan untuk meningkatkan ekspor guna membantu mengurangi kekurangan global akibat perang di Ukraina.

Departemen Meteorologi India memperkirakan gelombang panas akan terjadi di dataran utara serta bagian tengah negara sepanjang minggu ini. Sementara kondisi gelombang panas yang parah diperkirakan terjadi di Rajasthan barat pada 1 Mei-2 Mei.

Sementara itu, Badan Meteorologi Pakistan memeringatkan suhu bisa naik 8 celcius di beberapa bagian Pakistan, dengan puncaknya 48 celcius di beberapa bagian pedesaan Sindh pada.

Petani harus menggunakan air dengan hemat, padahal sekitar 40 persen tenaga kerjanya bekerja di sektor pertanian.

“Kesehatan masyarakat dan pertanian di negara ini akan menghadapi ancaman serius karena suhu ekstrem tahun ini,” kata Menteri Perubahan Iklim Sherry Rehman.

Bulan lalu merupakan Maret terpanas yang tercatat sejak 1961. Bersamaan dengan Ramadhan, panas membuat puasa di India dan Pakistan menjadi lebih sulit bagi umat Islam.

“Suhu meningkat dengan cepat di negara ini, dan meningkat jauh lebih awal dari biasanya,” kata Perdana Menteri India Narendra Modi. **Rul

 

ekstrimIndiaPakistan
Comments (0)
Add Comment