DERAKPOST.COM – Permasalahan yang terjadi di Provinsi Riau, yakni Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih tetap menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan stake holder terkait. Ini dikarenakan setiap tahunnya, Karhutla pasti terjadi di Bumi Lancang Kuning. Yang dibutuhkan peran aktif sejumlah pihak mencegah bencana kabut asap kembali melanda Riau.
Terhadap hal tersebut, Dit Intelkam Polda Riau menggelar Focus Grup Discussion (FGD), dengan tema peran stake holder dalam upaya pencegahan dan penanggulagan Karhutla di Wilayah Riau tahun 2022. Kegiatan berlangsung dua hari dimulai 1 sampai 2 September 2022.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Jim Gafur mengakui penanggulangan Karhutla di Riau penuh dengan tantangan. Tak semudah membalikkan telapak tangan untuk memadamkan kebakaran lahan di Riau, terlebih di lahan gambut.
“Cukup banyak tantangan personel di lapangan, mulai dari lokasi yang tidak bisa diakses kendaraan hingga sulitnya mencari sumber air memadamkan api,” kata Jim Gafur, Jumat (2/9/2022). Ujar dia, bahwa tantangan yang cukup berat dihadapi petugas darat menanggulangi Karhutla. Maka BPBD telah menyiapkan beberapa helikopter untuk melakukan water bombing dan juga patroli.
Bahkan hal Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan mempercepat hujan di sejumlah lokasi Karhutla. Oleh sebab itu, ia meimbau agar masyarakat tidak membuka lahan cara membakar. Maka, sosialisasi itu juga telah dilakukan oleh sejumlah pihak, mulai TNI-Polri, DLHK, hingga Manggala Agni.
“Namun ini masih ada masyarakat yang belum sadar, yakni mereka diam-diam membakar lahan untuk dijadikan kebun,” ujar Jim Gafur. Lebih jauh, Jim Gafur menjelaskan hingga Agustus 2022, luas lahan yang terbakar di Riau mencapai sekitar 1.120 hektar.
Sementara itu Kabid Perubahan Iklim, Pengelolaan Limbah Padat Domestik dan Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, Alwamen mengatakan, terhadap Karhutla, pihaknya telah membangun dan memperbaiki sekitar 144 sekat kanal hingga membuat 200 sumur bor di daerah rawan Karhutla.
Sumur dan sekat kanal itu dibangun untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya Karhutla di kawasan yang rawan dan sulit sumber air. DLHK juga melakukan revitalisasi ekonomi kepada masyarakat di sekitar kawasan rawan Karhutla,” kata Alwamen.
Hal yang sama dilakukan Manggala Agni, Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian LHK itu juga aktif dalam melakukan upaya pencegahan dan penanggulanan Karhutla di Riau. Untuk mencegah terjadinya kebakaran, maka melakukan patroli terpadu bersama pihak TNI-Polri dan juga instansi terkait.
Selain itu, pihaknya juga membentuk dan melatih komunitas masyarakat peduli api (MPA) di daerah yang rawan terjadinya kebakaran lahan dan hutan. Dengan begitu, para relawan MPA sudah siap tempur dalam membantu pemadaman Karhutla di wilayahnya masing-masing. “Kami sosialisasikan pola buka lahan tanpa bakar, agar tak terulangnya Karhutla di kemudian hari,” tukasnya. **Rul