DERAKPOST.COM – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja (WK) Rokan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) atau dibinaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Dengan halnya memoles atau pembenahan Hutan Mangrove Kuala Sungai Dumai, Kota Dumai, Provinsi Riau.
Program mendukung kegiatan konservasi ekosistem mangrove dengan berdayakan masyarakat tempatan berada di Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai. PHR WK Rokan berkomitmen menjadi perusahaan terdepan dalam upaya pelestarian hutan dan kawasan mangrove di Indonesia. Dimana, telah melaksanakan hal demikian.
Dipoles dengan pembenahan di beberapa titik. Dimana perubahan yang bisa terlihat, diantaranya jembatan pejalan kaki dengan track 300 meter, fasilitas umum lainya dan dibuat beberapa spot foto di dalam lokasi. Bagi yang sudah berkunjung ke lokasi yang terletak 1 Km dari Pusat Kota Dumai, tentu ada merasakan suasana yang berbeda dari sebelumnya.
Yakni, ada kolaborasi Kelompok Tani Hutan (KTH) Bandar Bakau melalui Rimba Satwa Foundation (RSF) sebagai mitra pelaksana PHR WK Rokan. Diketahui dalam binaan ini PHR WK Rokan, sudah menerapkan prinsip pentahelix dengan melibatkan Pemerintah Daerah (Pemda), serta Lembaga Swadaya Masyarakat dan juga warga sekitar Bandar Bakau Dumai.
Seperti halnya disampaikan Analyst Social Performance PHR WK Rokan Priawansyah bahwa program konservasi hutan bakau ini sudah dimulai sejak akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023 silam. Katanya, pihak PHR WK Rokan ini sudah berkomitmen menjadi perusahaan terdepan dalam halnya upaya pelestarian hutan dan kawasan mangrove di Indonesia.
“Pada saat itu pasca Covid-19, sementara potensi yang kami lihat, yakni disini seluas 24 hektar dan serta langsung berhadapan dengan kapal laut dan menjadi bufferzone (kawasan penyangga) pada penyelamatan lingkungan hidup di Kota Dumai. Sehingga berinisiatif dengan perhatianya memfungsi keberadaan Hutan Bakau tersebut,” ungkap Priawansyah.
Tidak hanya sebagai kawasan penyangga, namun sebut Priawansyah, bahwa Bandar Bakau Dumai ini menjadi destinasi wisata. Yaitu untuk edu ekowisata, maka itu telah dibuat track beton dengan sepanjang 300 meter, fasilitas umum lainnya, bahkan ada dibuat beberapa spot foto di dalam lokasi Hutan Bakau. Di sini, terdapat coffee shop, guesthouse.
“Sehingga dapat memberikan kenyamanan pengunjung ke lokasi ini (Hutan Bakau, red) di Kota Dumai. Makanya, kawasan menjadi destinasi wisata, juga untuk edu ekowisata bagi semua pihak. Bahkan informasi disaat banyak anak sekolah yang datang berbagai daerah, serta akademisi berkunjung ke sini, dan tamu-tamu mancanegara. Sehingga ini jadi perhatian.
Katanya, bahwa PHR WK Rokan komitmen menjadi perusahaan terdepan dalam upaya pelestarian hutan, dan kawasan mangrove di Indonesia. Program ini, bisa mendukung konservasi ekosistem mangrove. Dikarena, Hutan Bakau ini pun merupakan tumbuhan yang diketahui daya serap karbon lima kali lebih kuat dari tumbuhan biasa. Maka perlu ini dilestarikan.
KTH Bandar Bakau Dumai terus dilakukan pengembangan dan sudah banyak tempat, jadi lebih cantik dan bisa buat foto-foto. Ini disampaikan Priawansyah, yang komitmen PHR WK Rokan, sebagai salah satu BUMN dalam rangka ikut mendukung kemajuanya kegiatan positif masyarakat. Sehingga bisa peruntukkan sebagai hal andil membangun Edu-Ekowista.
Sementara itu ditempat yang sama dipapar Rimba Satwa Foundation (RSF) melalui Git Fernando, bahwa ini koloborasi sama KTH Bandar Bakau bersama RSF sebagai mitra pelaksana dari PHR WK Rokan. “Kita, disini hanya mengarahkan, untuk pengembangan manajemen. Tapi untuk edukasi mangrove, teman-teman di sini sudah paham semua,” ujar Fernando.
Sebutnya, beberapa waktu lalu, juga sudah dilakukan hal studi banding pada Batu Bara Mangrove Park, dipilih karena keberhasilan mereka di dalam mengelola tempat wisata dengan konsep hal menyatukan alam, dan modernitas. Kegiatan itu, bertujuan dalam meningkatkan kapasitas, dan pemahaman pengelolaan kawasan mangrove untuk hal perlindungan.
Kesempatan itu, Darwis Muhammad Saleh seorang seni budaya dan bahkan pencinta lingkungan, mengatakan, ada KTH Bandar Bakau konservasi mangrove merupa salah satu unsur penting dalam halnya menjaga kawasan pesisir dari ancaman abrasi. “Hal keberadaan KTH Bandar Bakau ini dengan tujuanya edukasi halnya menjaga dimiliki,” sebut Darwis.
Darwis mengatakan KTH Bandar Bakau ini, konservasi mangrove merupakannya salah satu unsur penting, dalam halnya menjaga kawasan pesisir dari ancaman abrasi. Kata dia, didalam hal ini pihaknya didukung PHR WK Rokan konsisten menjalankan berbagai program lingkungan untuk kemaslahatanya masyarakat, salah satunya inikan menahan hal laju abrasi.
“Hutan bakau juga dikenal sebagai simbol budaya masyarakat Dumai. Mangrove juga sangat bermanfaat bagi lingkungan pesisir pantai. Program kami meliputi pembibitan, penanaman bakau, edukasi ke anak-anak sekolah hingga pemberdayaan kelompok UMKM,” kata Darwis. Hal itu sambungnya, tidak terlepas sejak sudah menjadi binaan PHR WK Rokan.
Darwis yang juga berlatar belakang penulis sastra dan budaya ini mengatakan, bahwa dalam ini terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Yaitu ada dari sisi meningkatnya kunjungan masyarakat, kepuasan dan juga kenyamanan pengunjung. Hal ini sebutnya, berkelanjutan itu dengan mengedepankan eduwisata, restorasi dan juga perlindungan satwa-floranya.
“Komitmen PHR WK Rokan sebagai bentuk dalam mendukung bagi kemajuan kegiatan positif masyarakat. Seperti hal dilakukanya membangun Edu Ekowista. Dengan halnya bantuan tersebut, penggiat di KTH Bandar Bakau yang ada dalam lokasi terbantukan, sehingga bisa berkembang lebih baik, dan memberikan kontribusi pada kenyamanan,” terang Darwis. (Dairul)