Komnas Perlindungan Anak Minta APH Serius Tangani Tragedi Mobil Truk Bak Terbuka Masuk Sungai di Langgam

DERAKPOST.COM – Tragedi merenggut tiga nyawa anak kecil tak berdosa, penumpang mobil colt diesel yang dengan bak terbuka, Sabtu (22/2/2025). Dimana diketahui mobil tersebut disebut mengangkut karyawan PT Nusa Warna Raya (NWR), perusahaan yang penyuplai bahan baku ke PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Hal itu jadi sorotan
Komnas Perlindungan Anak di Kabupaten Pelalawan.

Seperti disampaikanya Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Reformasi Hukum Chandra Yoga Adiyanto SH, MH kepada wartawan. Dia mempertanyakan standar kendaraan angkutan yang dipergunakan perusahaan untuk antar jemput karyawanya bekerja di kebun Akasia PT NWR tersebut, yakni ada tragedi Desa Segati Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan, Sabtu (22/2/2025), kemarin yang berakibat meninggalnya tiga anak tersebut.

“Kendaraan yang ditumpangi itukan, tidak memenuhi standar keselamatanya pekerja. Setahu saya, tidak boleh itu ada kendaraan karyawan menggunakan bak terbuka. Saya lihat PT NWR ini sangat tak memanusiakan karyawannya. Yang menyesalkan, baginya Komnas PA Pelalawan, dan menjadi korban maut di Sungai Segati itu adalah anak-anak (Balita) yang di bawa orang tua bekerja di kebun Akasia perusahaan penyuplai bahan baku industri pada PT RAPP,” katanya.

Mengingat ada anak-anak yang juga dalam rombongan penumpang naas, katanya, hal itu Komnas PA Pelalawan akan melakukan investigasi lapangan terkait keikut sertaan anak nak dalam perjalanan tersebut. Sebut advokat muda ini juga mengapresiasi sikap cepat tanggap pihak DPRD Pelalawan yang
mengeluarkan pernyataan jadwalkan akan pemanggilan itu perusahaan dan Disnaker Pelalawan terkait tragedi Sungai Segati.

Kesempatan itu, Chandra ini menghimbau berbagai pihak terkait untuk melakukanya peran aktif membuka tabir di balik tragedi Sungai Segati itu. “Selain DPRD, Disnaker, kita harap pihak kepolisian itu mendalami kasus ini secara transparan, pun dengan organisasi Serikat pekerja, apakah ini ada potensi potensi pelanggaran lainnya yang  dilakukanya oleh anak perusahaan RAPP tersebut,” himbaunya.

Chandra juga mengatakan, tragedi Sungai Segati yang memakan korban itu tentunya sudah menjadi berita nasional. Oleh sebab itu, penanganannya mestinya harus ekstra oleh semua pemangku kepentingan. Kata dia, adanya penjelasan pihak perusahaan yakni PT NWR mengatakan bahwa truk itu milik perusahaan sub kontraktor yaitu PT ERB, tentunya hal itu yang tak bisa diterima atau ditelan bulat-bulat.

“Penjelasanya pihak perusahaan PT NWR yang mengatakan truk itu milik perusahaan kontraktor, tentu ini tidak bisa di telan bulat bulat. Itu versi mereka, kebenaranya harus ada dilakukan penyelidikan oleh kepolisian nantinya, pun kalau benar milik perusahaan kontraktor. Kok bisa dimenangkan. Dimana, seperti kendaraan yang tak sesuai standar angkutan orang membawa karyawan,” ujar Chandra.

Sambungnya, pernyataan dari humas pihak perusahaan itu yang bertolak belakang dari fakta lapangan tentunya harus jadi rujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan agar tragedi ini dibuka secara terang benderang, seperti alasan yang bahwa karyawan tidak dalam posisi bekerja atau lagi mengantar ke pasar belanja.

“Terkait alasan tidak bekerja terbantahkan dengan pernyataanya Kabid Humas Polda Riau mengatakan bahwa truk pengangkut karyawan tersebut hendak menuju kebun penanaman Akasia, dan maka pernyataan membawa ke pasar tersebut perlu didalami kebenarannya. Karena pasar Segati itu hari Ahad, bukan pada hari Sabtu,” ujar Chandra dalam keterangan pers.  (Dairul)

AnakKomnasNWRperlindungan
Comments (0)
Add Comment