DERAKPOST.COM – Masyarakat di Kota Pekanbaru, dinilai masih kurang peduli untuk kunjungi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Angkanya bahkan di bawah 50 persen. Ini, potensi dapat melahirkan bayi stunting.
Demikian disampaikanya Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB), Muhammad Amin kepada wartawan. Ia mengatakan,
data perkembangan anak di Posyandu menjadi acuan penting Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terkait pencegahan stunting.
“Partisipasi masyarakat yang datang ke Posyandu itu hanya di bawah 50 persen saja. Padahal dengan data timbangan badan anak itu kita bisa mengetahui secara dini apakah anak-anak itu stunting atau tidak,” ujar Amin.
Ia mengatakan potensi stunting dapat disebabkan oleh banyak indikator. Sehingga, Posyandu memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya memperhatikan tumbuh kembang anak.
“Tahun ini target penimbangan kita itu di angka 80 persen, kita imbau warga, orang tua, agar selalu rutin menimbang berat badan anaknya.itu menjadi data ukuran kita dalam penanganan stunting,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Amin, saat ini Pemko Pekanbaru telah mendata ada sekitar 100 ribu keluarga yang berpotensi stunting. Keluarga berpotensi ini harus mendapatkan perhatian secara khusus agar tidak sampai melahirkan anak dengan kondisi stunting.
Saat ini prevalensi stunting di Kota Pekanbaru mencapai 11,4 persen, ini berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021. Namun, Pemko Pekanbaru optimis untuk menurunkan angka tersebut pada 2024 mendatang.
“Target 2022 nanti adalah 9,54 persen, target tahun 2023 adalah 7,94 dan target di tahun 2024 adalah 6,34 persen. Jadi target kita ini lebih jauh dari target nasional. Target nasional adalah 14 persen,” ungkapnya. **Fri