Mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah di Riau, UAS Aswaja, PKB Aswaja dan PKS Wahabi ?

TUJUAN utama hidup manusia adalah bahagia di dunia dan di akhirat. Tidak ada jalan untuk bahagia di dunia dan akhirat kecuali beragama dengan sahih dalam semua segmen kehidupan. Beragama yang sahih sudah dirumuskan oleh para ulama yang menjadi ikutan oleh umat sejak era ulama salaf shalih dulu; akidah mengikuti Ahlus Sunnah wal Jama’ah al Asy’ariyah (ajaran akidah yang dirumuskan oleh Imam Abu Hasan al-Asy’ari), amaliyah mengikuti mazhab yang empat (masyarakat Indonesia mengikuti mazhab Syafi’i), dan bertasawuf Sunni (konsep Imam al-Ghazali dan Imam Junaid al-Baghdadi).

Arah dakwah Tuan Guru UAS bersama Asatidzah yang satu circle dalam bidang keagamaan adalah mengokohkan tiga pilar; akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah al-Asy’ariyah, mazhab Syafi’i, dan tasawuf Sunni. Metodenya; tabligh akbar, ceramah rutin, kajian pembacaan kitab, seminar ilmiah, daurah (semacam ToT), pembinaan dengan pola karantina, Yasinan (majelis pembacaan yasin), suluk (pembinaan zikir oleh mursyid), haul (mengingat wafat ulama/wali Allah) dll. Kajian-kajian di masjid masyarakat di Riau, ajaran di pesantren/surau juga berporos pada pengokohan tiga pilar ini.

Perti, NU, dan al-Washliyah adalah ormas yang memperjuangkan tiga pilar yang juga sama diusung oleh Tuan Guru UAS. Dan ketiga ormas mendominasi dalam kehidupan masyarakat Riau. Tradisi masyarakat Muhammadiyah masih bisa diwarnai dengan tiga pilar yang diusung Tuan Guru, karena kebanyakan akar rumput Muhammadiyah tidak terbina secara intens dengan kompilasi Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah. Massa mereka kebanyakan ikut pengajian yang umum dilakukan di masjid-masjid masyarakat dan pesantren.

Dari data LSI, diantara kegiatan kampanye yang paling disukai oleh masyarakat adalah: kegiatan pengajian kemudian disusul oleh kegiatan berbagi sembako. Dalam pandangan penulis, kampanye tidak hanya bisa dilakukan di masa pemilu atau pemilukada, tapi bisa dilakukan sepanjang waktu. Karena kampanye menurut persepsi penulis adalah proses mengenalkan partai dan program-program partai kepada masyarakat.

Di Pemilukada Riau 2024, Paslon yang diusung PKB berhasil terpilih menjadi Gubernur-Wakil Gubernur Riau, dan Kepala Daerah di delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Jika kader-kader PKB menjaga kepercayaan masyarakat Riau, insya allah PKB akan terus menguat dan memasyarakat di Riau. Kantong suara aman setiap musim pemilu.

Penulis menilai, jika hasil survey LSI tersebut bisa dimanfaatkan PKB Riau yang dikomandoi Gubernur Terpilih Abdul Wahid dengan menggerak kader-kader PKB seluruh Riau untuk aktif membersamai masyarakat melalui kajian dan pembagian sembako dan kegiatan keagamaan. Konsepnya bisa berupa Pengajian dan Pasar Bahagia/Pasar Berkah. Masyarakat diundang untuk menghadiri pengajian, saat masyarakat datang diberi kupon, dan di akhir pengajian kupon ditukarkan dengan sembako secara gratis (bayar dengan doa). Pengajian bisa diadakan sekali sebulan atau sekali dua bulan

Secara infrastruktur, bantu masyarakat membangun/renovasi masjid dan mushalla dan fasilitas pelengkap sarana ibadah. Untuk kalangan pesantren, bantu mereka membangun/renovasi fasilitas pesantren dan operasional. Dan untuk masyarakat yang memiliki kecenderungan tarikat/pengamal tasawuf bisa didekati dengan memperbaiki rumah suluk, pemugaran kuburan para wali/syaikh yang dimuliakan oleh para pengamal tarikat. Bisa ditambahkan pendekatan untuk kalangan pengamal tarikat dengan pendekatan bantuan biaya suluk dan pelaksanaan haul.

Jika ini semua bisa dilakukan dan dimaksimalka oleh PKB Riau, Maka, PKB Riau bisa semakin kuat dan luas basisnya, lumbung Penganut Aswaja di Riau akan tergarap maksimal, dan berdampak pada setiap pemilu digelar.

Bagaimana dengan PKS ? Sepanjang pengetahuan penulis, PKS secara ajaran sesungguhnya sama dengan Wahabi. Konsep akidah mereka adalah konsep trilogi akidah Ibnu Taymiah; Tauhid Uluhiyah, Tauhid Rububiyah, dan Tauhid Asma’ was Sifat. Dan dalam amaliyah mereka tidak bermazhab. Maka buku pegangan Fiqh mereka adalah Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq. Serta dalam ranah tasawuf mereka alergi dengan tasawuf. Mereka lebih memilih istilah Tazkitayun Nufus (sesungguhnya tasawuf juga). Ini sebabnya PKS sulit diterima masyarakat Jawa yang umumnya mendapatkan ajaran pesantren dengan konsep tiga pilar di atas.

Selama ini PKS membonceng kepada ajaran Muhammadiyah yang umumnya dipegang masyarakat kota di Sumbar dan Riau. Konsep ajaran PKS diterima oleh masyarakat Riau karena sejalan dengan praktek beragama Muhammadiyah.

Menurut penulis, saat ini kesempatan bagi PKB Riau untuk merebut hati masyarakat dan mengukuhkan posisi PKB di Riau dengan cara mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah di tengah masyarakat Riau, apalagi masyarakat kita banyak yang berpikir simpel “kemana arah Tuan Guru UAS, kami kesana”. Dan sebagian besar poin-poin MoU politik Tim UAS dengan Tim Bermarwah umumnya sudah mengakomodir tiga pilar di atas. Tinggal merealisasikannya, insya Allah suara bagus di 2029.

Penulis: Ustadz Alnof Dinar

*Pengasuh Ponpes Nurul Azhar
*Ketua Yayasan Tabung Wakaf Ummat

derakpost

AswajapkbPKSWahabi
Comments (0)
Add Comment