Mengulik Langkah Politik Dr Firdaus di Pemilu 2024

 

DERAKPOST.COM – Mantan Walikota Pekanbaru Firdaus (kanan) bersama PJ Walikota Pekanbaru Muflihun (kiri) didampingi Komisaris CAKAPLAH Zulkarnain Kadir dan undangan lainnya menghadiri Milad ke-6 CAKAPLAH.com.

Dengan mengenakan setelan kemeja putih, Walikota Pekanbaru dua periode Dr Firdaus MT datang di acara syukuran, Kamis (9/2/2023). Di kantor sementara redaksi Jalan Tanjung, Gang Sejahtera, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya itu Firdaus bertemu dengan beberapa mantan anak buahnya serta politisi. Termasuk wakilnya saat masih menjabat Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi.

Setelah tidak lagi mengemban amanah sebagai Walikota Pekanbaru, ternyata Firdaus masih memperhatikan perkembangan politik saat ini. Dalam kesempatan itu, wartawan sempat berbincang tentang langkah politisi kelahiran Bangkinang 2 Mei 1960 ini di Pemilu 2024.

“Di 2024 itu memang tahun politik yang sangat menentukan arah pembangunan bangsa dan negara dan juga daerah kita. Karena di situ ada pemilihan kepala negara, ada pemilihan legislator di awal tahun, Februari. Akhir tahunnya, November pemilihan kepala daerah,” ucap Firdaus.

Tentunya, sambung Firdaus, tahun 2023 ini sudah mulai menyiapkan untuk ke arah itu. Dengan suasana politik yang sudah mulai panas, tambahnya memang ini juga dinamika di dalam penjaringan.

“Kemudian ditanya, saya mau ke mana? Mau ke yang Februari atau mau yang November, atau dua-duanya. Saya telah memikirkan secara rinci, mempertimbangkan. Tentunya, saya masih tetap berada di dunia politik praktis ini tujuannya apa? Kan ke sana dulu. Tidak hanya sekadar maju saja,” kata dia.

Ia menyebut, sudah merencanakan dan meniatkan, di sisa hidupnya ini, ia tetap akan berkomitmen membangun Riau. “Saya cinta dengan rakyat Riau, cinta dengan negeri Riau, tentunya cinta dengan NKRI,” ucapnya.

Dikutip dari Cakaplah.com. Kalau di legislator, dan di Jakarta atau di Senayan, lanjutnya, berapa peluang dia berkontribusi membangun Riau bila dibandingkan dengan jika Ia berada di Riau itu sendiri.

“Apakah sebagai kapasitas pribadi ada di Riau maupun juga kapasitas saya sebagai orang tua yang punya pengalaman. 32 tahun di birokrasi, sampai ke kepala dinas, kemudian 10 tahun kepala daerah,” kata dia.

Lanjut dia, perjalanan panjang sejak dari birokrat, merupakan pengalaman yang sangat berharga, dan juga secara keilmuan akademi Firdaus juga menyandang gelar bidang keilmuan pemerintah. Karena itu merasa punya kewajiban untuk beramal dengan ilmu dan pengalaman yang dimiliki dalam melayani masyarakat Riau.

“Maka saya pikir-pikir, lebih baik saya ada di Riau. Baik saya sebagai pribadi, maupun juga sebagai tokoh. Apalagi jika diberi izin oleh Allah dan didukung oleh masyarakat. Allah ridho, masyarakat mendukung saya menjadi pelayan publik. Menjadi kepala daerah misalnya itu lebih baik,” kata Firdaus.

“Maka oleh sebab itu, di dalam berpolitik praktis, saya tidak ikut yang Februari. Tapi saya mempersiapkan diri, semoga Allah Ridho ikut di bulan November, Pilgub,” jelasnya.

Soal ke partai mana akan bergabung, ia menyebut sampai saat ini belum bisa menentukan. Sebab, politik ini sangat dinamis. Pengurus partai, atau tidak pengurus partai, pada saat butuh dukungan partai untuk maju ke calon kepala daerah itu juga tidak menjamin didukung oleh partai.

“Maka oleh sebab itu, tentunya nanti pemetaan soal partai akan bisa terlihat, setelah pemilihan presiden. Setelah pemilihan legislator. Itu sangat menentukan nanti. Partai yang menang siapa, presidennya yang menang siapa. Disitulah kita bisa menengok peta. Kalau memang Allah Ridho, masyarakat dukung, disitulah nanti partai mana yang bisa mau mendukung kita,” paparnya.

“Kalau hari ini belum bisa. Karena euforianya orang mempersiapkan, partai-partai mempersiapkan untuk pemilihan legislator dan pilpres. Tak bisa kita mau partai apa. Itu nanti di waktu yang tepat,” tutupnya. **Rul

firdauspemilupolitik
Comments (0)
Add Comment