DERAKPOST.COM – Dengan mundurnya Airlangga sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Golkar, hal itu bisa jadi efek domino yang berimbas, pada posisi calon kepala daerah diterbitkan SK, untuk di Pilkada.
Salah satunya untuk Pilgubri ini, telah ada SK Penetapan. Tetapi, disebut-sebut bakal berimbas atau menjadi ancaman di posisi Syamsuar ini sebagai Calon Gubernur Riau. Sebab belakangan itu, mundur Airlangga ini disebut itu bakal menciptakan efek domino berimbas pada potensi pergeseranya pada peta politik daerah.
Dengan perubahan di internal DPP Golkar, muncul isu dukungan itu bisa saja berubah atau dianggap itu tak berlaku lagi di tangan ketua yang baru. Kemungkinan dapat bakal berubah arah Politik Golkar, pasca mundur Airlangga itu, bahkan diamini ini oleh lawan Syamsuar di Pilgubri nanti, Abdul Wahid.
“Politik ini dinamis, apalagi dengan mundur Ketum Golkar, peta jalan politik daerah bisa berubah, termasuk itu Politik Pilkada Riau,” sebut Ketua DPW PKB Riau itu.
Disinggung mengenai apakah pernyataan merupa kode bahwasa dirinya bersama SF Hariyanto, yang masih berupaya mendapat dukungan Golkar, Wahid hanya menjawab normatif. “Saya tak juga bilang begitu. Tapi kalau wartawan kan mau menebak-nebak,” ujarnya.
Sementara itu halnya Pengamat Politik dan Kebijakan Lublik Rawa El Amady ini menilai upaya pembatalanya SK dukungan kepada pasangan Syamsuar-Mawardi bukanlah hal yang mudah. Hal itu, menurutnya, karena di pentas politik pusat Syamsuar merupakan
sosok yang netral dan tidak menunjukkan keberpihakan yang militan pada orang atau kelompok tertentu.
“Menurut saya, Syamsuar termasuk orang yang sangat netral di Jakarta. Orangnya ini tidak melawan pada satu kelompok. Hal ini jadi aman dia. Dia juga tidak mengganggu kekuatan politik apapun,” sebut Rawa saat dihubungi media ini. Kesempatan itu, Rawa juga menjelaskan, mengenai SK yang telah ditandatangani Airlangga Hartarto itu tidak ada aturan mengenai hal tersebut. (Dairul)