DERAKPOST.COM – Makin buruknya hal layanan di RSUD Arifin Achmad, dengan makin diperparah info terkini. Yang kian buruk pelayanan ini, dibawah pimpinan Hj Wan Fajriatul.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Riau, M Rawa El Amady juga merespon kehebohanya yang terjadi di RSUD Arifin Achmad. Dia meminta Dirut dan pejabat Utama RSUD Arifin Achmad dicopot. Hal ini buntut mengamuk keluarga pasien.
“Buntut dari mengamuk keluarga pasien karenakan pelayanan buruk rumah sakit milik daerah tersebut. Maka juga kepala rumah sakitnya ini diberhentikan, serta semua pejabat diangkat secara politis diberhentikan,” kata Rawa El Amady.
Ia pun menilai sudah saatnya dilakukan transformasi jabatan itu di RSUD Arifin Achmad. Salah satunya jabatan penting di rumah sakit itu harus diisi kalanganya profesional. Sehingga nantinya, itu tidak terjadi seperti yang sebelumnya.
Sebelumnya keluarga salah satu pasien yang berobat di RSUD Arifin Achmad ini mengamuk lantaranya pelayanan buruk, pada Sabtu (29/10/2022) malam. Maka kemarahan pasien memuncak setelah petugas rumah sakit berdalih tidak ada memiliki stok alat pengecekan darah.
Salah seorang kerabat pasien bernama Maria Goretti menceritakan, korban itu membutuhkan darah dikarenakan untuk penyakit kanker. Darah yang dibutuhkan yakni darah trombosit itu harus dipakai dalam lima hari sebelum kadaluarsa.
Maria menyebutkan, kalau awalnya dia mendapat jawaban RSUD Arifin Achmad untuk stok darah tidak ada. Hal ini maka keluarga pasien diminta mencari donor darah dari dan didapatlah dari anggota Brimob Polda Riau hingga masyarakat dan beberapa wartawan.
Lanjutnya, setelah ditanya berulang kali, pihak RSUD Arifin Achmad baru, ungkap bahwa stok darah sudah ada. Namun ini terjadi masalahnya alat reagen atau alat pencocokan darah tidak ada, sehingga belum bisa ditransfusi.
Mendengar penjelasan petugas yang tidak masuk akal, salah satu keluarga pasien mengamuk dan memukul kaca jendela rumah sakit. Sejumlah satpam langsung datang ke lokasi bank darah.
Terkait soal darah yang akan kadaluarsa jika tidak segera digunakan juga tidak dapat dijawab. Justru petugas bingung dan saling lempar tanggungjawab sesama petugas dan penanggungjawab Bank Darah, dokter Lusiana.
Karena tidak puas dengan jawaban dua petugas bank darah di RSUD itu dengan ridak ada kepastian, sehingganya terjadi cekcok. Padahal, pasien Hironimus juga sedang bertaruh nyawa penyakit kanker nasofaring yang dideritanya.
“Awalnya petugas yang bilang tidak ada reagen atau alat transfusi darah. Tetapi, tiba-tiba setelah ribut baru bilang kalau reagen sudah ada. Padahal katanya itu akan ada dihari Selasa atau Rabu. Yang ini nukan pertama kali. Anehnya, kalau sampai ke Dirut terjawab,” ujarnya.
Keributan yang sampai ke telinga Dirut RSUD Arifin Achmad, Wan Fajriatul. Dan langsung menghampiri kerabat pasien dan mendengarkan permasalahan yang terjadi. Wan Fajriatul yang merupa anak mantan Gubernur Riau Wan Abu Bakar itu mengakui kesalahan petugas. **Rul