JAKARTA, Derakpost.com – Mencuat pernyataan Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad terkait anjuranya ambil Kepulauan Riau serta Singapura. Maka ini pengamat angkat bicara.
Pasalnya, pernyataan demikian ibarat
‘mengompori’ Negeri Jiran seharusnya mengklaim wilayah tersebut. Kritikan itu mulai pemerintah RI, pengamat hingga organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia.
Dikutip dari cnnindonesia. Beberapa dari mereka mengatakan Mahathir memang salah kaprah, serta pernyataanya yang tak relevan. Tapi, pihak pengamat dari Universitas Universitas Sultan Zainal Abidin di Malaysia, Suyatno Ladiqi, menilai hal lain.
Berikut menjadi tiga motif Mahathir usai menyerukan Malaysia harus mengklaim Kepri menurut pengamat.
1. Pansos Biar Eksis
Suyatno menilai komentar Mahathir hanya untuk mempertahankan eksistensinya di gelanggang politik Indonesia.
“Momentum pansos kadang diperlukan agar politisi menjadi eksis untuk diperbincangkan kembali setelah meredup karirnya,” kata suyatno kepada CNNIndonesia.com, Rabu (22/6) saat ditanya mengenai motif Mahathir melontar komentar itu.
2. Serukan Sentimen Melayu Demi Raih Suara
Suyatno menerangkan dalam konteks penyadaran identitas Melayu apa yang disampaikan Mahathir masih bisa dipahami karena berbicara dalam forum konferensi Melayu.
Namun, menggugat bangsa modern dengan menarik argumen sejarah tentu menimbulkan kontroversi, khususnya hubungan Malaysia-Indonesia atau Malaysia-Singapura, kata dia.
“Menaikkan isu Melayu lama tentu oleh Mahathir diperlukan agar bisa merebut suara pemilih untuk partai politik dia yang baru, Partai Pejuang,” kata Suyatno.
Ia menilai sejauh ini belum ada indikasi Mahathir mundur dari gelanggang politik Malaysia.
“Pemilu Malaysia tahun ini akan diadakan dengan begitu para politisi berusaha menarik suara pemilih dengan isu-isu yang seksi, termasuk pansos sekalipun,” jelas dia.
3. Antar Mahathir ke Parlemen
Menurut Suyatno, Mahathir memang tak menargetkan kelompok ras tertentu. Namun, ia berusaha merebut pemilih Melayu yang terbelah untuk mendukung Partai Malaysia Bersatu (UMNO), Partai Keadilan Rakyat (PKR), Partai Pribumi Bersatu (PPB), Partai Pejuang, Partai Islam se-Malaysia (PAS) atau Partai Amanah.
“Jadi perebutan suara Melayu yang ketat ini tentu menjadi menentukan posisi politik Mahathir kalau masih ingin terjun ke pemilu akan datang,” jelasnya.
Jika tak dapat suara minimal, lanjutnya, karir Mahathir akan habis tahun ini. Suara minimal itu akan menghantar dia ke parlemen sebagai wakil rakyat. **Rul