DERAKPOST.COM – Gubernur Riau Syamsuar dan Wakilnya Edy Natar Nasution mulai berseteru yakni soal dana CSR yang akan dibagi ke masjid. Hal ini dinilai sangat kuat kesan politik.
Demikian disampaikan Pengamat Kebijakan Publik M Rawa El Amady, kepada wartawan menyikapi terjadi perseteruan tersebut. Dimana ungkap Rawa, kebijakan memotong anggaran bantuan masjid dari yang awal Rp50 juta menjadi Rp25 juta, untuk tim wagubri itu, menandakan Syamsuar menilai Edy Natar sebagai lawan politik.
“Diantara Gubernur Syamsuar dan Wakil Gubenur Edy Natar Nasution soal dana CSR yang akan dibagi ke masjid dinilai sangat kuat kesan politik. Apalagi kabar bahwa Syamsuar dan Edy Natar akan sama-sama akan bertarung di Pilgub Riau 2024. Kondisi itu dinilai ada kaitannya dengan apa yang saat ini terjadi,” ujarnya.
Katanya, kuat kesan politisnya bahwa Gubernur Syamsuar sudah beranggapan Wakil Gubenur Edy Natar yang sebagai pesaing dalam kompetisi politik. Maka itu yang sehingga nilainya dikurangi. Ia juga menyebut, protes Edy Natar soal pengurangan dana Safari Ramadan untuk timnya itu memang menandakan hubungan keduanya tidak akur dalam beberapa tahun belakangan.
“Besar kemungkinan ini Wagub juga ingin menyampaikan bahwa hubungan dengan gubernur sudah lama tidak akur. Ini puncak kulminasinya,” sebut Rawa.
Rawa berpendapat, tindakan Edy Natar itu merupakan sebuah simbol politik. Ini kesan pertamanya malu ke masyarakat karena tidak bisa menepati janji kepada pengurus masjid. **Rul