DERAKPOST.COM – Anggota Komisi V DPRD Riau Ade Hartati menyebut, dari sejak bulan Januari lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa target penurunan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting ini sebesar 14 persen harus dapat dicapai pada tahun 2024.
“Di Provinsi Riau sendiri data terakhir menyebut angka stunting mengalami penurunan dari 22,3 persen pada tahun 2021 menjadi 17 persen di tahun 2022. Hal ini tentunya pencapaian itu, belum maksimal. Pemerintah harus menaruh fokus pada isu kesehatan, perempuan dan pendidikan itu menyebut kenyataan di lapangan masih banyak kekurangan,” katanya.
Lebih lanjut Politisi PAN ini, menyebut, belum optimal percepatan penurunan angka stunting di Provinsi Riau adalah karena pemerintah daerah seolah jalan masing-masing tanpa tidak kolaborasi bersama antar pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Sehingga, kondisi tak maksimal.
“Tidak ada kolaborasi bersama antara pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota. Sehingga, wajar belum maksimal dalam penanganan stunting. Harusnya kan terkait stunting ini nggak bisa jalan sendiri-sendiri. Harusnya itu kolaborasi di dalam menangani masalah tersebut,” ungkapnya.
Selain itu kata Ade, dihapusnya kegiatan pelatihan kader posyandu untuk tujuan mengedukasi orang tua dan masyarakat tentang stunting juga menjadi masalah.
Contoh, programnya penurunan angka stunting, tetapi kegiatan pelatihan kader posyandu dihapus. Gimana hal itu dapat terlaksana.
Menurut Ade, persoalan stunting tidak dapat iselesaikan hanya saja memberi makanan tambahan. Masyarakat harus menyadari betul resiko yang nanti akan dialami anak ketika kebutuhan gizinya tidak terpenuhi dengan baik. Harusnya itu sinkron dengan berikan pemahaman tersebut. **Rul