DERAKPOST.COM – Progresnya program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Riau, masih tidak sesuai harapan ditargetkan. Hal itu disebutkan Gubenur Riau (Gubri) Syamsuar, dokarena banyak lahan yang diusulkan untuk mendapatkan program tersebut masuk kawasan hutan.
“Diakui akan progres PSR Provinsi Riau lambat, karena diketahui banyak lahan masyarakat diusulkan mendapatkannya program tersebut, ada masuk kawasan hutan. Maka, progresnya sedikit lambat karena ada persoalan yang diusulkan itu masuk kawasan hutan, padahal lahanya masyarakat sudah punya sertifikat. Ini aneh, tapi ini nyata,” kata Gubri, Kamis (8/6/2023).
Karena itu, lanjut Gubri, persoalan itu akan diurus di pusat, yakni kementerian terkait, sehingga kebun masyarakat ini bisa masuk program PSR. Sehingganya,
progres PSR itu bisa bertambah, sesuai usulan kami dulu Rp60 juta per hektare (Ha). Kalau Rp60 juta per Ha maka bisa semakin mudah masyarakat melakukan PSR tersebut.
Gubri mengaku sudah minta Dinas Perkebunan Riau untuk mendata kebun masyarakat yang masuk kawasan hutan. Sehingga bisa diketahui nanti mana kebun yang bisa diusulkan program PSR. “Nanti berapa kebun masyarakat yang tak bisa masuk PSR, nanti kalau bisa kita masukan perhutanan sosial,” tukasnya.
Diketahui, Provinsi Riau tahun 2023 ini, mendapatkan target untuk Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di kabupaten kota seluas 10.550 Ha dari pihak pemerintah pusat. Dari target tesebut, progres PSR di Provinsi Riau sampai Juni tahun 2023 ini baru mencapai 1.573,1125 Ha yang sudah diusulkan ke pusat. **Rul