MP, PEKANBARU – Komisi V DPRD Riau membidangi pendidikan mengajak seluruh kepala sekolah tingkat SMA dan SMK yang ada di seluruh provinsi Riau untuk duduk bersama dengan Dinas Pendidikan.
Rapat yang sudah berlangsung beberapa hari di ruang medium Gedung DPRD Riau dilakukan secara bertahap, dimana dalam sekali rapat Dinas Pendidikan hanya memanggil kepala sekolah dari beberapa kabupaten saja.
Wakil Ketua Komisi V Husaimi Hamidi mengatakan, rapat tersebut bertujuan untuk menyeragamkan besaran angka kebutuhan siswa di setiap tahunnya. Sebab, saat ini tidak ada standarisasi anggaran kebutuhan siswa.
“Ada sekolah yang memungut biaya 50 ribu, 100 ribu, bahkan ada yang 300 ribu perbulannya kepada setiap orang tua siswa. Kita mau mencari berapa standarnya sebenarnya,” ungkap Husaimi, Selasa, 19 Maret 2019.
Husaimi menambahkan, pihaknya menginginkan adanya penyeragaman biaya pendidikan sehingga pada tahun 2020 nanti, Anggaran Pengeluaran Belanja Daerah (APBD) Riau bisa menutupi semuanya.
“Kalau sudah ada angka pastinya, tentu kita bisa menganggarkan dananya di APBD 2020,” katanya.
Apalagi, sambung Husaimi, Gubernur Riau Syamsuar sudah berjanji dengan masyarakat Riau untuk membuat program biaya sekolah gratis hingga kelas tiga SMA pada masa kampanye dulu.
“Pak Syam kan sudah berjanji juga dengan masyarakat, ya kita siap bekerjasama untuk itu. Makanya sekarang kita mengumpulkan informasi,” tuturnya.
Husaimi meyakini Syamsuar bisa menjalankan program tersebut, sebab Syamsuar yang merupakan mantan bupati Siak dua periode itu dianggapnya sukses dalam menerapkan programnya di Siak.
“Beliau kan juga sudah buat di Siak, dan Alhamdulillah terbukti sukses, kita maunya itu di terapkan di Riau,” harapnya.
Husaimi juga siap membahas hal tersebut dalam rapat Banggar karena ini harus diperjuangkan apalagi berkaitan dengan dunia pendidikan yang mana akan menentukan nasib bangsa kedepannya.
“Kita harus cantumkan ini di APBD, bulan April kita sudah masuk pembahasan, pendidikan ini penting,” ulasnya.
Terakhir, Wakil ketua fraksi PPP ini menegaskan apabila nantinya seluruh sekolah sudah bisa dilakukan secara gratis maka suasana belajar mengajar akan bisa berjalan dengan nyaman.
“Itu yang kita mau. Jadi baik guru, wali murid, dan siswa itu sendiri bisa belajar dengan nyaman tanpa memikirkan uang lagi,” tutupnya. (ADV)