DERAKPOST.COM – Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kuansing Fahdiansyah, memaparkan persentasi tentang Penilaian Kinerja Stunting di Kabupaten Kuansing Tahun 2024 sekaligus Penyampaian Inovasi.
Pemaparan tersebut dinilai oleh juri dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Riau yang terdiri dari gabungan antara Bappedalitbang, Dinkes dan Satgas Stunting Provinsi Riau, Kamis (30/5/2024) lalu.
Pj Sekda Kuansing, memaparkan delapan aksi konvergensi stunting. Delapan point tersebut diantaranya Analisis Situasi, Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran, Rembuk Stunting, Kader Pembangunan Manusia, Sistem Manajemen Data, Peraturan dan Publikasi.
Lebih lanjut Pj Sekda juga memaparkan Inovasi Konvergensi Stunting dengan mendeklarasikan remaja cegah stunting. Inovasi konvergensi stunting tersebut yaitunya Kuansing Lawan dan Cegah Stunting (Kawan Chating) melalui konsumsi makanan yakni Bocek dan Cipuik.
Hasil dari review pelaksanaan aksi konvergensi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kuansing, masih terdapat beberapa catatan dan beberapa poin aksi yang masih belum maksimal. Diharapkan apa yang menjadi catatan dapat diperbaiki kedepannya.
Selanjutnya tim penilai juga berpesan kepada TPPS Kuansing agar terus mengupayakan penurunan prevalensi stunting, lakukan identifikasi stunting baru dan mengupayakan intervensi stunting.
Berdasarkan hasil SKI tahun 2023 Prevalensi stunting di Kuansing yaitu 23%. Bupati Kuansing, Dr. H. Suhardiman Amby, MM instruksikan gerakan penimbangan Balita Serentak pada tanggal 6 – 8 Mei 2024 lalu. Hasil inputan EPPBGM dengan inputan sasaran 22.963 (100,7%) terdapat 2. 296 balita stunting atau prevalensi stunting sebesar 10%. (Hen)