DERAKPOST.COM – Pj Walikota Pekanbaru Muflihun mengatakan, tahun 2024 menjadi momentum penting bagi Pemko dalam hal upaya penanganan kasus stunting di Kota Pekanbaru. Yang saat ini terus menurun.
“Meski pada tahun 2022 itu sempat terjadi kenaikanya angka kasus stunting sebesar 16,8 persen. Namun, saat ini angka kasus stunting di Kota Pekanbaru telah menurun dengan signifikan,” kata Muflihun.
Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, kalau kasus gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak atau stunting di Kota Pekanbaru mengalami penurunan di awal tahun 2024.
“Data serupa juga tercatat di elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM). Berdasarkan hasil pendataan di posyandu angka stunting cenderung lebih rendah rahun sebelumnya ini,” kata Sekwan Riau ini.
Menyusul hasil survei SSGI tahun lalu yang menunjukkan angka prevalensi stunting di bawah 5 persen. Maka sambungnya, tentu mengapresiasi pihak-pihak terkait atas menurunnya angka stunting yang ada di Kota Pekanbaru.
“Kita apresiasi tim penanganan stunting yang ada di kota pekanbaru karena angka stunting kita turun dari 16 persen menjadi 5 persen, kita berharap tentunya ke depan ini bisa jadi 0 persen,” ujarnya.
Dikatakan Muflihun, penurunan angka stunting merupakan atensi dari presiden guna mengentaskan kasus stunting di Indonesia. Sebutnya, ini adalah atensi dari peesiden bagaimana agar stunting di indonesia ini bisa hilang.
Dirinya juga meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ini berkolaborasi serta bersinergi bisa guna menekan angka stunting di Kota Pekanbaru. “Mari saat ini kita perkuat sinergi dan kolaborasi dari seluruh kepala OPD, kita berharap kepala OPD hari ini dapat membangun kembali komunikasi antara OPD,” ujarnya. (Rza)