PT Bumi Siak Pusako Targetkan Produksi Minyak Pulih pada Agustus 2024

 

DERAKPOST.COM – PT Bumi Siak Pusako (BSP), menyatakan telah ada melakukan sejumlah upaya antisipasi agar produksi minyak dari wilayah kerja Coastal Plain and Pekanbaru (WK CPP) bisa kembali pulih sebelum 1 Agustus 2024 mendatang.

Manager External Affair BSP, Rikiy Hariansyah, menjelaskan bahwa untuk menyikapi kondisi congeal yang terjadi beberapa waktu terakhir, pihaknya telah melakukan beberapa upaya, salah satunya dengan cara upaya trucking.

“Ini sudah kami lakukan sebagai upaya mitigasi kondisi darurat,” ujarnya kepada wartawan. Untuk memastikan upaya trucking ini berjalan lancar dan aman, BSP mengundang pihak terkait untuk rapat penanganan kondisi darurat produksi, yang dihadiri sejumlah pihak.

Dari SKK Migas, hadir fungsi Divisi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas, fungsi Divisi Formalitas, fungsi Divisi Komersial Minyak dan Gas Bumi, fungsi Divisi Penunjang Operasi, fungsi Divisi Manajemen Aset, dan kepala departemen operasi SKK Migas Wilayah Sumbagut.

Selain itu, hadir juga Polda Riau yang diwakili dari Ditpamobvit, Lantas Polres Siak, Dandim 0322 Siak, fungsi PDLUK KLHK RI, dan pejabat di fungsi Direktur Teknik dan Lingkungan Kementerian ESDM.

Dari Provinsi Riau, hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau, Plh Kepala Dinas ESDM Provinsi Riau, dan Dinas Perhubungan Provinsi Riau. Sementara itu, perwakilan dari Pemda Siak hadir pada pertemuan tersebut, yakni Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perhubungan.

Terakhir, hadir tiga pimpinan dari perwakilan KKKS, yaitu PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), PT Imbang Tata Alam (ITA), dan Pertamina EP Lirik.

Riky menjelaskan bahwa seluruh stakeholders yang hadir mendukung upaya BSP dalam rangka memulihkan produksi BSP dengan tetap memperhatikan keselamatan lalu lintas, tenaga kerja, dan lingkungan dengan selalu mengacu pada regulasi dan aturan yang berlaku.

“Dukungan semua pihak ini dalam rangka mengembalikan produksi BSP ke angka sekitar 8.000 BOPD. Dan tentu hal ini demi kepentingan negara dan daerah,” kata Riky.

Pada kesempatan terpisah, Dekan Fakultas Teknik UIR, Muslim, menyebutkan bahwa masalah congeal yang dihadapi BSP saat ini salah satu penyebabnya adalah akibat fasilitas produksi yang semakin menua.

“Saya melihat upaya yang dilakukan perusahaan cukup baik. Mungkin juga manajemen sudah melakukan pemetaan seluruh fasilitas di CPP Blok. Ada yang harus diganti, harus dimaintenance. Tapi itu kan butuh uang yang tidak sedikit. Bukan Rp10 juta, tapi bisa sampai US$10 juta,” ungkapnya.

Dia mengakui bahwa industri migas penuh risiko, industri yang high-cost, serta butuh dana investasi dan lain-lain, sehingga harus ada kebijaksanaan pelaksanaan operasionalnya. (Dairul)

 

BumiPusakosiaktarget
Comments (0)
Add Comment