DERAKPOST.COM – Air di sebuah sungai di Ukraina yang berubah warna menjadi merah, setelah pasukan Rusia ledakkan bendungan. Akibat serangan itu, warga sipil terpaksa meninggalkan rumah karena terendam banjir.
Delapan rudal jelajah Rusia mehantam Kryvyi Rih, kota terbesar di Ukraina tengah pada Rabu dan Kamis, 14-15 September. Akibatnya, stasiun pompa air rusak dan menyebabkan Sungai Inhulets merusak bendungan pada Kamis.
Dilansir dari surat kabar lokal Kiev Post, air di Sungai Inhulets berubah warna menjadi merah.
“Kryvyi Rih kembali berada di bawah tembakan musuh. Rusia mengarahkan rudal mereka ke infrastruktur kritis. Ada kerusakan serius pada fasilitas hidrolik,” kata Kepala Administrasi Militer Daerah Dnipropetrovsk, Valentyn Reznichenko dalam postingannya di aplikasi perpesanan Telegram.
Masih belum jelas penyebab sungai berubah menjadi merah. Namun penduduk setempat berspekulasi jika warna ruby tersebut dikaitkan dengan tanah liat merah tepi sungai. Banjir yang terjadi telah mengikis tanah tersebut.
Dikutip dari iNews.id. Kryvyi Rih merupakan tempat kelahiran Presiden Volodymyr Zelensky. Kota ini merupakan rumah bagi 650.000 orang. Banyak orang di kota ini telah dievakuasi setelah serangan.
Diperkirakan, ketinggian sungai naik 2,5 meter setelah rudal jelajah Kinzhal dan Iskander menghantam reservoir Karachunivske. Zelensky mengutuk serangan itu dan menggambarkan serangan Moskow pada sistem hidrolik kota sebagai sesuatu yang keji.
“Semuanya dilakukan untuk meminimalisir dampak dari tindakan Rusia keji lainnya,” presiden dalam pidato video pada Kamis.
Zelensky mengklaim serangan itu merupakan upaya yang disengaja untuk membanjiri kota. Sementara itu, Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko juga membagikan kemarahannya di Telegram.
“Ini adalah serangan teroris terhadap orang-orang kami, di kota tertentu. Rudal-rudal itu menargetkan struktur, yang sangat penting bagi orang-orang,” tulisnya.
Air dari reservoir yang meluap sekarang mengalir ke hilir menuju Kherson. Di kota itu, pasukan Ukraina telah mendirikan jembatan ponton sebagai bagian dari upaya mereka untuk merebut kembali kota tersebut.
“Pasukan Rusia kemungkinan menargetkan Bendungan Karachun untuk merusak jembatan ponton Ukraina lebih jauh ke hilir,” tulis lembaga think tank Institute for the Study of War. **Rul