DERAKPOST.COM – Beredar berita tentang terjadinya penonaktifkan Datuk H.T. Rusli Ahmad sebagai Ketua PWNU Riau, secara mendadak sangat Hendry Rambah selaku Panqlima Hulubalanq pada Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kota Pekanbaru,
“Kami ini sayangkan pernyataan dari pihak oknum PBNU. Yakni penonaktifkan Datuk H.T. Rusli Ahmad ini sebagai Ketua PWNU Riau. Disisi lain, H.T Rusli Ahmad sebagai tokoh di Riau, beliau juqa sebagai Dewan Pembina di Hulubalang Kota Pekanbaru,” katanya.
Hendry Rambah mengaku, bahwa sangat menyayangkan keputusan tersebut secara mendadak dilakukan dan pernyataan yang disampaikan oknum PBNU itu mengatakan Datuk H.T. Rusli Ahmad tidak pantas untuk dipanggil Kiyai. Pernyataan ini tentu sangat mengusik akan anak keponakan Melayu.
“Tentu sangat mengusik akan halnya anak keponakan Melayu. Panggilan Kiyai itu tak serta merta mereka harus menjabat selaku pimpinan dari NU saja, tetapi itu salah satu bentuk panggilan santun bagi orang orang NU didalam memanggil seseorang. Halnya pernyataan oknum yang sangat disesalkan sekali,” katanya.
Hendry Rambah menambahkan, hal kisruh terjadi ditubuh PBNU Provinsi Riau, selaku anak keponakan tidak punya kepentingan, tapi dalam hal pernyataan oknum tersebut yang sangat disayangkan. Lanjut Panglima, bahwa pihaknya selama ini sangat paham dan mengetahui bagaimana halnya PWNU Provinsi Riau dapat berjalan dengan baik.
“Pihaknya menilai oknum PBNU yang telah menyampaikan seperti itu, jelas sama hal merendahkan kami selaku anak keponakan Melayu Riau dan juga merendahkan tokoh Riau dan bisa jadi dari pernyataan tersebut, melecehkan tokoh yang ada di Riau. Tetapi,
persoalan kisruh ditubuh PBNU maupun di PWNU Riau, kami tidak mau terlibat,” sebut Hendy Rambah.
Namun, lanjut Hendry Rambah peryataan yang disampaikan oknum dari PBNU harus ditarik kembali. Karena Provinsi Riau inikan secara keseluruhan serta khususnya Kota Pekanbaru ini merupa negeri yang bertuan serta mempunyai anak keponakan Melayu. Tentunya ini, tidak akan membiarkan para tokoh-tokohnya atau tokoh adatnya terusik atau dilecehkan. (Rls)