MP, JAKARTA – Mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah Supari menyarankan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera diberikan Vaksin Nusantara yang dibuat oleh mantan Menkes Terawan Agus Putranto.
Hal ini disampaikannya kepada pers, Kamis (5/8/2021) setelah mendengar Ketua Dewan Perwakilan Daerah La Nyala Mataliti dan Kepala Kantor Staf Presiden, Jenderal Moeldoko sudah mendapatkan suntikan Vaksin Nusantara.
“Para pemimpin lembaga negara sudah diberi vaksin nusantara, sebaiknya Presiden Jokowi juga segera diberikan Vaksin Nusantara. Sebagai kepala. negara dan kepala pemerintahan, pak Jokowi seharus segera menjadi prioritas,” tegasnya.
Menurut Siti Fadilah, vaksin konvensional yang pernah diberikan kepada Presiden adalah produk awal yang kemungkinan besar sudah tidak bisa menghadapi berbagai virus Covid-19 yang bermutasi terus.
“Jangan sampai terlambat. Karena sudah terlalu banyak kasus walaupun sudah divaksin sinovac seperti pak Jokowi, seseorang tetap bisa terpapar Covid-19 yang saat ini terus bermutasi. Seperti varian delta yang sangat cepat menyebar diberbagai negara termasuk di Indonesia,” jelas mantan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono ini.
Vaksin Nusantara yang dipelopori oleh dr Terawan ini menurut Siti Fadilah sudah membuktikan keampuhannya sampai tahap uji klinis fase 2 dan akan segera masuk fase 3.
Oleh karenanya Presiden Jokowi sebagai orang nomor satu seharusnya segera dilindungi dengan vaksin nusantara untuk menutupi kelemahan vaksin konvensional,” ujarnya.
Dalam keadaan darurat saat ini aspek manfaat menurutnya lebih penting dari semua syarat birokrasi penelitian seperti yang disyaratkan BPOM dan beberapa orang ahli.
“Dengan hasil uji klinis 1 dan 2 yang memuaskan, pemberian vaksin nusantara pada Presiden Jokowi tidak perlu menunggu sampai selesai fase 3. Karena varian delta menyebar lebih cepat dan bisa menyasar siapa saja ujarnya.
Menurut Siti Fadilah, semua pejabat tinggi yaitu menteri, Panglima TNI dan Kapolri harusnya segera menyusul menerima Vaksin Nusantara.
“Karena sebagai pembantu andalan Presiden, mereka tidak cukup terlindungi dari mutasi virus seperti Delta kalau hanya mengandalkan vaksin konvensional,” ujarnya. * (rilis)