PEKANBARU, Derakpost.com- Program Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran (PINTAR) yang diinisiasi oleh Tanoto Foundation, dinilai mampu meningkatkan kualitas serta mutu pendidikan di Provinsi Riau.
Hal ini disampaikan Gubernur Syamsuar dalam peluncuran Buklet Lentera Harapan: Kisah Inspiratif Pendidikan dari Bumi Lancang Kuning, Kamis (27/1/22).
Ia mengatakan merupakan suatu kehormatan Provinsi Riau menjadi salah satu dari 34 Provinsi di Indonesia yang berkesempatan menerima program PINTAR yang diinisiasi oleh Tanoto Foundation.
Ketersedian sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif tentu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu program PINTAR Tanoto ini hadir di tengah-tengah masyarakat.
“Dengan tangan terbuka kami menyambut baik segala kegiatan positif untuk memajukan Provinsi Riau terlebih lagi apabila menyangkut sektor pendidikan,” ujar Gubernur, Kamis (27/1/22) dalam rilis.
Ia mengatakan melalui Program PINTAR, Provinsi Riau dapat membangun sebuah sistem yang berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah pertama di sekolah-sekolah regular dan sekolah keagamaan.
“Semoga keselarasan dalam bersinergi ini dapat bertahan lama. Kami berharap, dengan terdongkraknya setiap potensi yang dimiliki oleh anak-anak Riau melalui Program PINTAR ini, terangkat pula taraf hidup dan kesetaraan dalam memperoleh pendidikan,” cakap Gubernur.
Mantan Bupati Siak ini juga mengatakan pihaknya mendukung penuh upaya yang dilakukan Tanoto Foundation melalui Program PINTAR.
Di zaman yang serba digital dan transparan, lanjut Gubernur, ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif perlu didorong untuk menghasilkan generasi muda yang berdaya saing.
“Melalui program PINTAR ini telah menunjukkan perubahan-perubahan praktik, baik dalam pembelajaran, manajemen berbasis sekolah dan budaya baca di tingkat SD/MI, serta SMP/MTS di Provinsi Riau,” sebutnya.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur juga menyampaikan harapan semoga dengan peluncurkan Buklet ini dapat menjadi salah satu ruang untuk berdialog lebih dalam lagi soal isu dan mutu pendidikan di Riau demi mewujudkan cita-cita luhur negeri ini.
“Mari kita hayati setiap kata dan juang yang terukir didalamnya, semoga inovasi dan Spirit yang terlukis di dalamnya dapat menyentuh Sukma setiap pembacanya,” harapnya.
CEO Global Tanoto Foundation Dr. J. Satrijo Tanudjojo pada kesempatan tersebut mengatakan pendidikan merupakan pondasi utama untuk membangun masa depan anak-anak bangsa. Secara langsung masa depan pembangunan Indonesia ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia.
Tantangan pendidikan dasar di Indonesia berakar dari berbagai dimensi, diantaranya pengembangan materi ajar yang belum tepat sasaran, kurangnya minat baca anak didik, serta lemahnya struktur dan kapasitas kepemimpinan sekolah.
“Dengan hadirnya Program PINTAR ini, kami berkolaborasi dengan pemerintah dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk terus mendorong peningkatan mutu pendidikan guru dan kepala sekolah di tanah air melalui inovasi dan terobosan baru,” ujar Dr. J. Satrijo Tanudjojo.
Siti Jullaikah, salah satu fasilitator Program PINTAR dari SDN 153 Pekanbaru mengakui, kreativitas memang menjadi hal krusial dalam proses belajar mengajar. Program PINTAR membuka perspektif baru bagi dirinya dan para guru lain yang menjadi fasilitator untuk menerapkan konsep pembelajaran yang kreatif.
Menurut Siti, guru zaman sekarang tidak bisa hanya datang, duduk, menerangkan sedikit materi, lalu memberi soal yang harus dijawab oleh siswa. “Kita harus menerapkan learning by doing agar pelajaran bisa membekas di hati siswa,” jelasnya.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, Fakhrurrozi, sepakat bahwa Program PINTAR ini telah membantu dirinya dan rekan-rekannya untuk terus berupaya menjadi pemantik inovasi, seperti adanya kolaborasi dengan berbagai pihak dalam berbagai kegiatan.
“Pendidikan yang bermutu dimulai dari guru yang berkualitas. Peningkatan kualitas tersebut hanya terjadi bila setiap guru mau berinisiatif dan mendobrak cara pandang lamanya. Saya berharap mutu pendidikan di Siak akan lebih meningkat dan dapat dirasakan secara merata,” cetusnya.
Di dalam buklet ini terdapat kisah-kisah inspiratif yang hadir dari sisi fasilitator daerah meliputi guru dan kepala sekolah di SD/MI dan SMP, kisah dari dua orang dosen yang mengabdi di universitas yang berbeda, perspektif dari sisi pemerintahan melalui kacamata seorang bupati, kisah dari Dinas Pendidikan, serta cerita dari kursi Kementerian Agama.
Kisah-kisah dalam buklet ini adalah gambaran nyata dunia pendidikan di Indonesia, dan ingin menunjukan betapa besar potensi peningkatan mutu pendidikan Indonesia bila kita berkolaborasi untuk satu tujuan.
Perjalanan transformasi dan inovasi pendidikan oleh para guru yang didampingi Tanoto Foundation ini terekam semuanya dalam Buklet “Lentera Harapan: Kisah Inspiratif Pendidikan dari Bumi Lancang Kuning”. **Rul