Turunkan Bendera Kebesaran LAMR Kota Dumai, Kini PT Wilmar Hanya Sampaikan Permohonan Maaf

DERAKPOST.COM – Pasca diturunkannya Bendera Kebesaran LAMR Kota Dumai di PT Wilmar Nabati Indonesia. Akhirnya itu dari perusahaan menyatakan permintaan maaf atas kejadian tersebut.

Seperti halnya diketahui, Simon Panjaitan mendatangi gedung LAMR Kota Dumai di Jalan Putri Tujuh. Kedatangannya bersama rombongan dalam rangka yang silaturahmi sekaligus menyampaikan permintaan maaf atas kondisi yang terjadi beberapa minggu belakangan ini, Kamis (13/2/2025), pukul 10.00 WIB tadi pagi.

GM Wilmar itu bersalaman dengan Ketua DPH LAMR Dumai, Datuk Seri Zamhur Egap disaat silaturahmi di Gedung LAMR Dumai. Simon Panjaitan disaat membuka pertemuan silaturahmi itu terlebih dahulu memperkenalkan diri serta mengenalkan rombongan yang ikut. Diantaranya Deputi Manager, Head Manager, Humas dan juga Manager Security PT Wilmar.

” Kami berharap silaturahmi hari ini bisa menciptakan hubungan lebih baik kedepannya. Pada momen ini kami juga meminta maaf atas kondisi yang terjadi belakangan ini, sekaligus minta tunjuk ajar kepada datuk-datuk di LAMR Dumai,” ujar Simon Panjaitan.

Kedatangan GM Wilmar Nabati Indonesia dan rombongan diterima langsung oleh Ketua DPH LAMR Dumai, Datuk Seri Zamhur Egap, Sekretaris Datuk Januarizal, Ketua Dewan Kehormatan Adat, H Ujang Ilyas, Ketua DPH LAM Kawasan se-Kota Dumai serta Panglima Tameng Adat, Tengku Dedek Iskandar dan lainnya.

Ketua DPH LAMR Dumai, Zamhur Egap pada kesempatan itu mengucapkan terimakasih atas kunjungan silaturahmi dari PT Wilmar Nabati Indonesia.

” Terimakasih sudah berkunjung untuk bersilaturahmi dengan LAMR. Dengan komunikasi yang baik, tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Semoga ini menjadi momentum untuk hubungan yang lebih baik kedepannya,” ujar Zamhur Egap.

Pada kesempatan itu, Zamhur Egap juga menyampaikan persoalan yang ada secara sekilas. Intinya, sebagai payung negeri LAMR punya kewajiban dalam melindungi nasib anak kemenakan di Dumai.

” Tapi melalui pertemuan hari ini, mari kita sama-sama mencarikan solusi terbaik. Yang lalu biarlah berlalu, kita tatap masa depan yang lebih baik,” ajak Datuk Seri Zamhur Egap.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua Dewan Kehormatan Adat, H Ujang Ilyas yang sepakat untuk mencarikan solusi terbaik dari persoalan tenaga kerja yang diperjuangkan oleh Tameng Adat LAMR Kota Dumai.

” Datuk Seri sudah bicara panjang lebar, dan kita sangat bersepakat bahwa tidak ada kusut yang tidak bisa diselesaikan. Mudah-mudahan seluruh niat baik kita mendapat ridho dari Allah SWT, ujar Datuk H Ujang Ilyas.

Pertemuan yang dilaksanakan di Gedung LAMR Dumai itu sekaligus dalam rangka menindaklanjuti kesepakatan saat aksi demo yang dilakukan massa Tameng Adat dan elemen masyarakat di Gate Kantor PT Wilmar Jalan Datuk Laksamana dan GatebKawasan Industri Dumai (KID) Pelintung pada, Senin (10/02/25) kemarin.

LAMR Kawasan Medang Kampai, Datuk Usman pada kesempatan itu kembali mengingatkan butir tuntutan yang diangkat pada aksi demo. Diantaranya menyangkut nasib 12 pekerja yang dirumahkan serta membatalkan kontrak PT Wilmar Nabati Indonesia dengan BUJP PT Ganda Prabu Nusantara.

” Hari ini kami ingin mendengar keputusan dari GM Wilmar terkait tuntutan yang disampaikan saat aksi demo kemarin,” ujar Datuk Usman.

Menanggapi hal ini, GM Wilmar Simon Panjaitan menyampaikan saat aksi pihaknya menyampaikan 12 pekerja akan diakomodir untuk bekerja.

” Usai demo kita langsung tindak lanjuti. Kita minta perusahaan yang ada di KID juga ikut membantu menampung pekerja. Dan kita sudah alokasikan, dan pastikan semuanya bisa kembali bekerja sesuai UMK dan standar kontrak. Mungkin posisinya tidak di security seluruhnya, tapi hak-hak mereka tetap sama,” ujar Simon Panjaitan.

Ditambahkan Simon, agar tidak ada lagi kesalahpahaman, pekerjaan yang diberikan sangat sesuai dengan pengalaman security.

” Jadi jangan muncul kekhawatiran, pekerjaan yang diberikan bukan asal-asalan. Kalau ada info mereka dipekerjakan di laut, itu tidak benar. Kita tetap akan menyesuaikan dengan pengalaman mereka,” tambah Simon Panjaitan.

Sementara Panglima Tameng Adat, Tengku Dedek Iskandar menyampaikan bisa menerima itikad baik dengan kedatangan GM Wilmar ke LAMR Dumai. Namun untuk kedepan diharapkan PT Wilmar lebih teliti terhadap perusahaan subcon untuk meminimalisir potensi konflik. Salah satu contoh yakni PT Ganda Prabu Nusantara yang memancing situasi tidak kondusif.

” GPN ini bermasalah, kami minta tidak ada lagi GPN di Dumai. Kami berharap ada sikap tegas dari GM Wilmar untuk mendiskualifikasi GPN. Tak perlu takut, siapapun di belakang GPN akan kita hadapi, kami ada di belakang Wilmar,” tegas Tengku Dedek Iskandar.

Terkait permintaan pembatalan kontrak PT GPN, Simon Panjaitan mengaku sangat bisa merasakan situasi yang ada. Pihaknya secara tegas menyampaikan tidak ada yang menekan atau mengintervensinya terkait keberadaan PT GPN.

” Mohon beri kami waktu untuk melakukan evaluasi. Dan kami sudah memulai tahap-tahapannya. Saya tidak kenal dengan orang di belakang GPN. Dan saya tidak ada di intervensi. Saya akan melakukan sesuatu sesuai kewenangan yang saya miliki,” papar Simon Panjaitan.

Terakhir, Simon Panjaitan menyampaikan ucapan terimakasih atas penerimaan LAMR Dumai dan memberikan waktu untuk bersilaturahmi.

” Sekali lagi kami mengucapkan terimakasih kepada LAMR yang sudah berkenan menerima kami. Semoga silaturahmi ini menjadi awal yang baik untuk kedepannya,” ujar Simon Panjaitan.

Keseluruhan hasil pembicaraan dan keputusan yang diambil selanjutnya dituangkan dalam bentuk berita acara dan ditandatangani bersama oleh GM Wilmar, Simon Panjaitan dan pengurus LAMR Dumai.

Pertemuan berakhir sekitar pukul 11.20 WIB dan ditutup dengan do’a serta saling bersalaman-salaman dan foto bersama GM Wilmar dan rombongan bersama pengurus LAMR Dumai. (Fauzy)

benderaDumailamrWilmar
Comments (0)
Add Comment