ROHIL, Derakpost.com- Setakat ini UPT Pengendalian Sumber Daya Perikanan dan Kelautan Wilayah III, mengeluhkan terbatasnya anggaran yang dikucurkan Dinas Kelautan dan Perikanan Riau. Ini membuat tidak maksimal melakukan patroli di perairan Rokan Hilir (Rohil).
Akibatnya, para pencuri ikan berasal dari luar Riau seperti Sumatra Utara (Sumut) maupun dari negara tetangga Malaysia leluasa melakukan aksinya di perairan Rohil.
“Selain tidak memadainya anggaran untuk BBM kapal, juga disebabkan kondisi kapal yang sudah tua dan cukup memprihatinkan,” ujar Kepala UPT Pengendalian Sumber Daya Perikanan dan Kelautan Wilayah III, Hermanto, Senin (23/5/2022).
Diterangkan Hermanto, pengawasan sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) maupun SOP tentunya sangat membutuhkan anggaran.
“Pada tahun 2021 lalu kita masih bisa melakukan patroli sebanyak 8 kali dalam setahun. Namun karena adanya refocussing, tahun ini kita hanya dapat 4 kali patroli,” ungkapnya.
Dari 4 kali jatah patroli yang diberikan pada tahun ini kata hermanto, pihaknya sudah 2 kali turun melakukan patroli, pertama mengarah Dumai dan yang kedua di Pulau Jemur.
Pihaknya menduga masuknya pencuri ikan (ilegal fishing) diperairan Rohil karena minimnya patroli. “Insya Allah tahun depan akan kita perjuangkan bagaimana bisa setiap bulannya turun melakukan patroli,” sebutnya.
Hermanto mengaku terus melakukan koordinasi dengan pihak keamanan laut lainnya seperti AL dan Satpol Airud Polres Rohil untuk bekerjasama dalam mengawasi perairan.
Untuk satu kali turun patroli sebut pengawas sekaligus penyidik perikanan itu membutuhkan 1,5 sampai 2 ton BBM. “Kemaren biosolar langka, jadi kita tidak mungkin memaksakan pihak SPBU untuk mendapatkan minyak, kasian nelayan kecil membutuhkan,” tuturnya.
Dia juga membeberkan kalau kapal yang dimiliki pihaknua hanya 1 unit dengan kondisi yang sudah cukup tua. “Umur kapal yang kita miliki 13 tahun, dimana bodi kapal sudah sering bocor dan mesin juga sering rusak akibat tidak pernah diservis total,” terangnya.
Dilanjutkan Hermanto, Ia juga pernah menjumpai kapal asing berbendera Malaysia yang masuk di perairan Rohil. “Kita bersama Satpol Airud sempat kejar-kejaran dan melepas tembakan. Namun kapal asing itu lari dengan kecepatan tinggi. Kapal yang kita miliki kecepatannya hanya 18 knot. Harusnya kapal untuk pengawasan itu 24-25 knot,” tandasnya. **Jho