Waduh…. Teater Selembayung Diusir dari Paripurna Istimewa HUT ke-66 Riau di Gedung DPRD

 

DERAKPOST.COM – Anak-anak yang dari Teater Selembayung, tidak diperhatikan pada Sidang Paripurna Istimewa DPRD Riau dalam rangka HUT ke-66 Riau. Hal parahnya lagi, anak-anak ini mendapat perlakuan yang tak enak. Pasalnya juga diusir dari area tersebut.

Artinya, anak-anak jadi korban aksi tak berbudaya di lembaga DPRD Riau pada saat acara rapat raripurna istimewa itu. Padahal, diketahui anak-anak itu tampil merupa pameran teater budaya dengan judul “Opera Tun Fatimah” dari Lembaga Teater Selembayung Pekanbaru.

Diketahui, aksi pengusiran itu dilakukan pada saat kedatanganya Gubernur Riau (Gubri) bersama rombongan. Pada saat itu, mereka (anak-anak teater) tersebut, sedang beraksi, namun secara tiba-tiba dihentikan dan serta disuruh keluar dari ruangan paripurna. ”Kami inj seharusnya pentas pada acara inti sidang paripurna setelah tari persembahan,” kata Fedli.

Sutradara sekaligus Pimpinan Teater Selembayung ini mengatakan, bahwa
beberapa hari itu sebelum acara, pihak Selembayung diminta untuk tampil lebih awal. Namun kata Fedli, hal itu menolak dengan mengatakan pada pihak terkait untuk apa tampil hanya ditonton jejeran kursi kosong.

“Kejadian itu yang akhirnya memuncak pada hari pelaksanaan ini, dimana saat pertunjukan itu sudah dimulai sekitar 10 menit, tapi tiba-tiba dihentikan dengan alasan kedatangan Gubernur Riau. Dan penghentian ini, tentu membuat aktor cilik yang menantikan kesempatan bisa bermain di depan tamu-tamu penting itu merasa sangat kecewa,” ujar Fedli.

Lebih lanjut dikatakan pria yang tunak di dunia jurnalistik inipun mengatakan, hal yang lebih ironis, setelah para aktor dan anak-anak diusir, rombongan gubernur baru memasuki ruangan lebih dari 20 menit kemudian. Sementara itu ungkap dia, pertunjukan sebenarnya tinggal 5 menit lagi sebelum aksi pengusiran.

Dikatakan dia, bahwa pada penampilan Teater Selembayung ini mementaskan “Opera Tun Fatimah”, yang juga tampil dengan melibatkan anak-anak sekolah dasar. Opera itu mengisahkan arogansi Mahmud I yang telah merenggut nyawa keluarga Tun Fatimah pada abad ke-16. **Rul

DPRDParipurnaRiauTeater
Comments (0)
Add Comment