DERAKPOST.COM – Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution menjelaskan warisan yang ditinggalkannya bersama Gubernur Riau, Syamsuar ini tidak hanya terkait bangunan fisik monumental.
Dalam acara pelepasan masa tugas Gubri Syamsuar, Wagub Edy Natar menggarisbawahi pentingnya konversi bank konvensional menjadi bank syariah sebagai suatu legacy yang berharga bagi masyarakat.
“Saya sampaikan kepada beliau, apakah konversi bank riau Kepri menjadi bank syariah yang sudah dilakukan pak syamsuar dalam kepemimpinannya bersama saya di provinsi riau, apakah itu bukan suatu legacy. Itulah merupa suatu legacy,” kata Wagubri Edy Natar.
Dalam penjelasannya, Edy Natar menyoroti fakta, 87,11 persen dari 6,7 juta jiwa penduduk Riau adalah umat muslim, yang sangat membutuhkan layanan perbankan syariah. Namun, dalam hal ini Syamsuar tidak pernah membesar-besarkan pencapaian itu se selama masa jabatannya.
“Umat muslim itu membutuhkan bank yang syariah, maka agama menuntun demikian. Apakah itu bukan sebuah legacy yang beliau tinggalkan? Tetapi beliau tidak pernah mengatakan itu, tidak pernah membangga-banggakan itu,” jelas Edy Natar.
Selain itu, Edy Natar juga menekankan peningkatan indeks toleransi agama di provinsi Riau sebagai pencapaian penting selama kepemimpinan Syamsuar dan dirinya.
“Ketika beliau bersama saya baru duduk menjadi gubernur dan wakil gubernur, pemerintah pusat membuat penilaian indeks toleransi beragama di provinsi riau ini berada tiga besar terbawah. Hari ini kita berada di nomor 16 besar dari 38 provinsi,” ungkapnya.
Dengan hal ini, Riau bertransformasi menjadi daerah dengan tingkat toleransi tinggi, yang merupakan pencapaian yang luar biasa. Maka kata Wagub Edy Natar, legacy seperti ini seringkali tidak dilihat dalam bentuk bangunan fisik monumental.
“Padahal hal-hal seperti ini adalah kita meninggalkan sesuatu yang sangat luar biasa. Rasanya ini menjadi sesuatu yang tidak bisa kita abaikan begitu saja,” pungkasnya. Ia menegaskan bahwasa pencapaian yang tidak selalu terlihat secara fisik. **Rul