PEKANBARU, Detakpost.com- Berdasar pekan lalu itu, harga CPO ditutup di MYR 5.633/ton naik 3,47% secara harian dan tercatat naik 61,26% ini secara tahunan (yoy). Menguat harga CPO seusai libur Imlek.
Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja menyebut, hal sesuai bursa perdagangan Malaysia pada komoditas ini kemarin libur Tahun Baru Imlek, sehingga yang baru dibuka kembali hari Rabu (2/2/22). Ternyata ini komoditas CPO kembali naik.
Defris Hatmaja, mengatakan, bursa dari perdagangan Malaysia untuk komoditas ini kemarin libur Tahun Baru Imlek, yang sehingga baru dibuka kembali hari Rabu (2/2/22). Harga komoditas CPO kembali naik pada perdagangan.
Menurut Refinitiv, harga CPO pekan ini dapat menguji titik resistance di MYR 5.676/ton dan juga dapat naik ke target harga di kisaran MYR 5.749-5.794/ton. “Harga CPO ini telah menembus diatas titik resistance itu mengkonfirmasi tren naik,” jelas Defris mengutip pernyataan Refinitiv.
Sementara, jika harga CPO menembus harga ini di bawah titik support di MYR 5.608/ton, maka bisa turun lebih dalam ke rentang MYR 5.484-5.558/ton. Tetapi, analis Reuters, memprediksi harga CPO akan terus naik. Kebijakan ini dilakukan pihak pemerintah Indonesia mengenai pembatasan ekspor minyak sawit.
Mengacu kepada Reuters, sebut Defris Hatmaja, bahwa Indonesia ini sumbang setidaknya sekitar 59% pasokan minyak sawit dunia. Indonesia ini penyumbang energi lain seperti Nikel, batu bara serta tembaga.
Katanya, berdasar Ekonom Asia Fred Neumann, bahwa langkah pemerintah Indonesia ini membatasi ekspor energi membuat harganya masing komoditas tersebut melonjak, sehingga hal ini bisa menimbulkan kekhawatiran dikalangan importir bahan bakar, makanan, bahan manufaktur tentang potensi gangguan pasokan dunia. **Rul