DERAKPOST.COM – Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Mohammad Nurdin mengatakan, Satgas Karhutla Provinsi Riau mengedepankan langkah antisipatif dalam penanganan Karhutla. Karena berdasar pengalaman memadam api jauh lebih sulit dibanding meidentifikasi titik api ataupun asap timbul akibat pembakaran.
Berkurangnya intensitas hujan pada bulan Juli sampai awal Agustus ini yang menandai awal memasuki musim kemarau membuat Satuan Tugas Bagian Udara pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berada di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin semakin mengintensifkan patroli dan Pemadaman titik api.
Untuk itu, Satgas mengedepankan langkah antisipatif dan diperkuat oleh enam helikopter di mana melaksanakan dua tugas yang pertama adalah patroli untuk melihat secara langsung titik api apabila terjadi kebakaran.
Kemudian, Satgas melaksanakan water bombing atau menyiram mematikan api apabila sudah terkonfirmasi lahan tersebut memang membutuhkan pemadaman api melalui wahana udara, karena pasukan darat mungkin ada keterbatasan baik waktu maupun lokasi sehingga tidak bisa cepat sampai titik tersebut maka dilaksanakan water bombing dengan menggunakan helikopter yang standby di Lanud Roesmin Nurjadin.
“Kita berharap dengan cara ini bisa efektif dan bisa menjamin kebakaran hutan dan lahan bisa kita hindari khususnya di wilayah Riau,” kata Danlanud, Rabu (2/8/2023).
Danlanud menjelaskan, berdasarkan statistik, titik api terbanyak dalam satu bulan terakhir ada di Rokan Hulu, Rokan Hilir kemudian di Bengkalis.
“Kita harap mekanisme dapat berjalan dan kita bisa melaksanakan teknologi modifikasi cuaca segera apabila diperlukan,” tukas Danlanud.
Sebelumnya Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, M Edy Afrizal mengatakan, bahwa Selasa kemarin sebanyak tiga unit helikopter water bombing dikerahkan untuk memadamkan api di tiga kabupaten di Riau. Adapun tiga daerah yang terbakar hari ini adalah di wilayah tersebut adalah Rokan Hilir, Pelalawan, dan Kabupaten Bengkalis.
Ia mengatakan, bahwa dikerahkannya helikopter water bombing ini dikarenakan medan di tiga wilayah tersebut cukup sulit untuk dijangkau tim satgas darat dalam memadamkan kebakaran lahan.
“Di Pelalawan itu di sungai Kampar, di Rohil jauh dari pemukiman, dan di Mandau Bengkalis itu cukup sulit untuk diakses,” cakapnya.
Ia kemudian mengimbau kepada masyarakat jangan lagi melakukan pembakaran hutan dan lahan.
“Tolong kepada masyarakat jangan lagi membakar lahan, karena belum ada potensi hujan ini, bakal terus panas sampai September,” tukasnya. **Rul